87.9 Mhz - Pragaan Station

Satu Hati, Satu Frekuensi

KH Abd A’la Basyir Minta Alumni Annuqayah Teladani Jejak KH Syarqawi

- Publisher

Minggu, 29 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Haul Masyayikh Annuqayah oleh IAA Pragaan (Dok.KIM-KMAP)

KIMKARYAMAKMUR.COM, Pakamban Laok – Dalam Haul Masyayikh PP. Annuqayah Guluk-Guluk oleh Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Cabang Pragaan pada hari Ahad (29/08/2021), Prof. Dr. KH. Abdul A’la Basyir, M.Ag. meminta alumni Annuqayah meneladani jejak juang KH. Moh. Syarqawi pendiri Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep.

Beliau bercerita bahwa KH. Syarqawi lahir di abad ke-19 di Kota Qudus. Kota Qudus saat itu menjadi pusat perdagangan yang sangat maju. Namun demikian, K. Syarqawi justru meninggalkan seluruh kemajuan itu pindah ke sebuah desa bernama Prenduan. Selang beberapa waktu hijrah lagi dan menetap di Guluk-Guluk mendirikan Pesantren yang kita kenal kemudian dengan nama Annuqayah. Di Annuqayah beliau tinggal di tempat yang kurang layak, di kandang kuda.

“Itu beliau lakukan dalam rangka membuka pendidikan dengan pola  pesantren”, tuturnya.

Pesantren, menurut beliau, bukan lembaga sekolahan. Pesantren hadir mencetak akhlaq santri dengan tazkiyah, ta’lim dan tarbiyah.

Beliau melanjutkan ceritanya, K. Syarqawi bertemu dengan K Gema Prenduan yang berpesan kalau nanti K. Gemma meninggal, meminta agar istrinya mau dikawin oleh K. Syarqawi. Dengan penuh ta’dzim K. Syarqawi menerima permintaan itu untuk melangsungkan perjuangan membangun peradaban pesantren di pedalaman. Ketundukan inilah yang harus diteladani dari sosok K. Syarqawi.

Baca Juga:   Di Hari Pemungutan Suara, Camat dan Forpimka Pragaan Pantau TPS

K. Syarqawi berguru kepada sejumlah guru termasuk ke ulama yang alim K. Nawawi Al-Bantani. Dari gurunya yang berfaham Aswaja itulah sesungguhnya sudah dapat diterka warna dan bentuk Pesantren Annuqayah yang didirikannya kelak. Pesantren yang warnanya sama dengan Pesantren Tebuireng, Tambak Beras, pesantren Langitan, Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo dalam memahamkan warna ajaran Islam bagi para santrinya. Karena akar keilmuan yang sama.

Pada kesempatan itu pula, beliau juga menyoroti anggapan sebagian orang yang memahami pesantren sama dengan asrama. Katanya, Pesantren bukan asrama. Ketika santri disyaratkan mematuhi protokol kesehatan di era pandemi, ada saja wali santri yang masih belum memahami tradisi dan gaya pesantren Annuqayah yang patuh pada negara demi keselamatan jiwa santri.

“Mohon maaf, saya memakai masker bukan karena takut mati, tapi karena menjaga marwah NU dimana saya menjadi pengurusnya”, tuturnya menggugah kesadaran alumni.

Pondok Pesantren Tambak Beras memvaksin santrinya  bahkan tanpa izin orang tua, karena wali santri memahami betul anaknya dimasukkan pesantren, bukan hanya disekolahkan. Begitu santri dimondokkan sudah dipasrahkan pada kiyainya.

Baca Juga:   Pelantikan PC IPNU Sumenep, D. Zawawi Imran Bawa Pesan Menjaga Budaya Lokal

Saat musim penyakit Cacar dulu, katanya, saya juga divaksin Cacar karena patuh otoritas negara. Hasilnya apa, sekarang penyakit Cacar sudah tidak ada lagi di Indonesia sebab vaksin sudah diberikan pada orang-orang tua kita dahulu. Begitupun juga dengan vaksin pada virus Corona ini nantinya.

Pesantren, kata beliau berbeda dengan lembaga akademik. Pesantren sebagai lembaga pendidikan benar-benar berusaha mendidik anak, mencerdaskan hati bukan hanya mencerdaskan otak.

Cerita beliau, KH. Ahmad Basyir Abdullah Sajjad mendirikan pondok salaf karena melihat akhlaq santri yang dirasakan mulai berbeda, dimana kearifan lokal mulai terkuras.

“Kita sebagai santrinya K. Syarqawi harus pandai bahasa madura yang baik guna menjaga kearifan lokal”, tambahnya.

Belakangan, bahkan ada yang menolak disebut santri, lebih bangga disebut mahasiswa, merasa bangga dengan status keilmuan akademik dari pada menjadi seorang santri.

“Karena ilmunya barokah, KH. Ahmad Basyir mondok hanya tiga tahun, tapi keilmuan beliau luar biasa tak bisa dibandingkan dengan saya yang seorang Profesor Doktor”, tuturnya membandingkan pangkat kesantrian ayahandanya dengan gelar akademik yang disandang dirinya.

Baca Juga:   TPT Jalan Baru Ambruk, Warga Kampung Bujuk Oning Turun Bergotong Royong

“Ada santri kalau sudah ke kota menyebut status guru dan kiyainya berubah, ikut-ikutan menyebut gelar akademiknya pak Profesor,” sindirnya.

K. Syarqawi mengajarkan kepada kita keihlasan dan kesederhanaan, mau tinggal di kandang kuda, meninggalkan peradaban Qudus yang maju.

“Anda putra akademis dan putra ideologis K. Syarqawi, lebih berkesempatan untuk hidup lebih sabar, ikhlas, sederhana, dan bangga menjadi santrinya K Syarqawi dengan meneladani kesederhanaannya”, tuturnya lagi.

Hal itu dilakukan K Syarqawi karena terinspirasi dengan perjalanan hijrah baginda Nabi Muhammad SAW. Nabi menolak tawaran rumah tempat tinggal yang bagus-bagus, tapi memilih tinggal ditempat dimana kendaraan nabi berhenti. Nabi mau hijrah padahal nabi bisa saja melawan kafir quraisy, nabi bisa menang karena dibantu Tuhan. Tapi nabi tidak melakukan itu, sampai datang kemenangan besar di Fathu Makkah penuh damai tanpa kekerasan.

Terakhir, beliau katakan, mengaku santri Annuqayah, lucu kalau mengokok teman lain yang patuh prokes pakai masker, menjadi lelucon, padahal itu yang benar. Lucu kalau hari gini masih percaya hoax yang tersebar. Menjadi santri Annuqayah patuh prokes, patuh negara. (Zbr/Hb).

0 views

Berita Terkait

Hadir di Minlok Puskesmas Hari Ini, Camat Pragaan Dorong PKG dan Portisfikasi Pangan
Gandeng Pimpinan Bank BNI Prenduan, Karang Taruna Pakamban Laok Kuatkan Gagasan Ekonomi Pemuda
Rutinan Bulanan, Ketua Karang Taruna Pakamban Laok; Pemuda Agen Perubahan
Peringati 10 Muharram, Lazisnu Kecamatan Pragaan Serahkan Amplop Santunan ke Ranting NU Aeng Panas
Camat Pragaan Hadiri Rokad Desa dan Santunan Yatim di Desa Kaduara Timur
Sambangi Kompolan Sarwa, PJ Kades Pakamban Laok Dorong Warga Aktif Bayar Pajak PBB
Tiga Puluh Tujuh Tahun Kompolan Sarwa Desa Pakamban Laok Masih Bertahan
Optimalkan Pembayaran Pajak PBB, Camat Bertemu RT RW Pakamban Laok

Berita Terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 17:42 WIB

Hadir di Minlok Puskesmas Hari Ini, Camat Pragaan Dorong PKG dan Portisfikasi Pangan

Minggu, 6 Juli 2025 - 18:22 WIB

Gandeng Pimpinan Bank BNI Prenduan, Karang Taruna Pakamban Laok Kuatkan Gagasan Ekonomi Pemuda

Minggu, 6 Juli 2025 - 17:41 WIB

Rutinan Bulanan, Ketua Karang Taruna Pakamban Laok; Pemuda Agen Perubahan

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:09 WIB

Peringati 10 Muharram, Lazisnu Kecamatan Pragaan Serahkan Amplop Santunan ke Ranting NU Aeng Panas

Sabtu, 5 Juli 2025 - 15:21 WIB

Camat Pragaan Hadiri Rokad Desa dan Santunan Yatim di Desa Kaduara Timur

Sabtu, 28 Juni 2025 - 18:15 WIB

Tiga Puluh Tujuh Tahun Kompolan Sarwa Desa Pakamban Laok Masih Bertahan

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:24 WIB

Optimalkan Pembayaran Pajak PBB, Camat Bertemu RT RW Pakamban Laok

Jumat, 20 Juni 2025 - 09:47 WIB

PLH Camat Pragaan Hadiri Musdes Sosialisasi Program Jatim Puspa di Desa Pragaan Laok

Berita Terbaru

You cannot copy content of this page