Ketua PAC GP Ansor Pragaan menyampaikan sambutan pada Acara MDS. RA di Pragaan Laok (Dok.KIM-KMAP) |
KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan Laok – Sebagai upaya menguatkan kerohanian, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Majlis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor (MDS. RA) Kecamatan Pragaan Selenggarakan Pembacaan Rotibul Haddad di Mushalla Nurul Jadid Pragaan Laok, Jumat (25/12/2020).
Kegiatan ini dibuka langsung oleh K. Hosnan selaku pengasuh mushalla setempat yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan rotibul haddad yang dipimpin oleh sekretaris MDS. RA Kecamatan Pragaan Lora Mufti Ali, SE.
Hadir pada kegiatan tersebut Ketua PAC GP Ansor Pragaan, Kepala Badan Ansor Anti Narkoba Pragaan, Pimpinan Ranting GP Ansor Sekecamatan Pragaan serta Mahasiswa SKL dari Stidar Ganding.
Dalam sambutannya Imam Ghazali, S.Pd.I mengatakan bahwa Majlis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor sengaja difokuskan pada ranting yang dimulai dari ranting karduluk sampai ranting ujung barar yaitu ranting kaduara timur.
“Hal ini tidak lain kenapa kok diletakkan di ranting kok tidak di PAC karna fokusnya pengurus PAC Pragaan adalah menghidupkan ranting sehingga ranting yang tidak hidup ini bisa hidup”, ungkapnya mengawali sambutan.
Ketua PAC GP Ansor Pragaan tersebut menyampaikan tentang tujuan MDS. RA adalah mensyiarkan apa-apa yang sudah dibawa oleh para ulama khususnya Ulama Nahdlatul Ulama.
“karna sekarang banyaknya medsos dan banyak paham-paham yang sudah masuk ke desa, yang kemudian mengharamkan apa-apa yang sudah dibawa oleh para ulama nusantara sehingga perlu kiranya para pemuda NU termasuk ansor ini terus mensyiarkan apa-apa yang sudah dibawa oleh para ulama tentunya para ulama Nahdlatul Ulama”, ucapnya.
Menurutnya salah satu cara menghadapi paham-paham baru yang berani membid’ahkan tradisi yang sudah berjalan adalah kegiatan MDS. RA yang didalamnya ada tahlilan, pembacaan rotibul haddad, sholawat dan macam-macam.
“ini kita lakukan di ranting-ranting agar masyarakat juga tahu bahwa ini adalah budaya yang baik yang datangnya dari para ulama yg kita lestarikan. Jangan sampai kita terpengaruh oleh budaya-budaya ataupun yang mengatakan kegiatan semacam ini adalah bid’ah dan semacamnya karna ulama kita bukan tidak pandai, ulama kita sudah banyak hafal ribuan hadist tapi dibidahkan oleh sekelompok orang yang hanya hafal satu hadist saja”, imbuhnya.
Alumni Annuqayah ini berharap pada fenomena sekarang yang luar biasa, rutinan majlis dzikir tidak hanya di format sebagai kerohanian melainkan harus diisi kajian sebagai penguat ideologi ke NU an.
“Sekarang adalah jamannya perang pemikiran ketika nu sudah di bombardir oleh sekelompok orang maka generasi muda dan ansor ini yg sebenarnya harus memfilter ataupun mengkalter hal itu maka saya harapkan nanti kita format ulang kita adakan kajian sebagai pengetahuan kita tentang keNUan ataupun kebangsaan sehingga kita juga mampu mengkulter hal-hal yang diarahkan kepada nu karna memang di pemuda itu perang wacana, perang ideologi maka kalau bukan yang muda utamanya ansor maka siapa lagi kalau bukan kita”, harap Imam Ghazali.
Ia juga mengajak para kader ansor untuk tetap kompak mengadakan kegiatan di ranting masing-masing agar lebih dirasakan keberadaannya oleh masyarakat.
“mari kita berfikir bersama bagaimana kegiatan ansor ini tetap jalan tetap kompak memberikan dampak yang luar biasa baik terhadap masyarakat, makanya saya harapkan kita setiap ada pertemuan kita adakan kajian dan ini juga perlu untuk konsumsi otak kita agar tidak tumpul”, pungkasnya. (Bdr/@wi).