Wifi di kantor balai desa Aeng Panas (Dok.KIM-KMAP) |
KIMKARYAMAKMUR.COM, Aeng Panas – Zaman bergulir sedemikian cepat, global tanpa batas. Penguasaan internet pada saat ini merupakan suatu kebutuhan baik bagi pemuda, warga masyarakat, utamanya bagi Pemerintah Desa. Desa diharuskan terus berinovasi, melakukan terobosan birokrasi yang lebih akseleratif, melayani dengan kehadiran internet desa.
Kesadaran inilah yang sedang dijalani oleh Pemerintah Desa Aeng Panas dengan memasang Tower internet dan Wifi di balai desa Rabu (07/10/2020). Tujuannya untuk membuka akses layanan global bagi pelaku pembangunan desa dan juga warga desa.
Pemasangan perangkat komunikasi digital di desa menurut Kepala Desa Aeng Panas Muhammad Romli SE. dibiayai dari Dana Desa TA. 2020 yang dipahaminya merupakan keharusan di era Revolusi Industri 4.0.
“Sekarang eranya sudah berubah, cepat, global dengan digital. Jika kita tak menyesuaikan diri, maka kita akan digilas globalisasi itu”, ungkapnya menyadari esensi internet desa.
“Saat ini kita tidak hanya dituntut untuk melek teknologi, namun juga update terhadap informasi. Sebab itu desa buka akses Wifi. Meski pada saat yang sama kita juga harus jaga mental moral pemuda dari pengaruh internet”, tambahnya mantap.
Menurutnya, dunia industri digital telah menjadi suatu paradigma dan acuan dalam tatanan kehidupan saat ini. Untuk menghadapi revolusi industri 4.0 katanya diperlukan literasi digital yang baik. Dan ini aksesnya harus dibuka lebar oleh pemerintah desa.
“Saat ini literasi digital sama pentingnya dengan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu lainnya. Wifi Desa adalah jembatan membuka akses digital untuk menebalkan keilmuan literasi warga”, tutur Romli Kepala Desa muda yang tampak selalu semangat.
Tapi ia juga mengingatkan bahwa generasi yang tumbuh dengan akses teknologi digital yang tidak terbatas tentu memiliki pola pikir yang bisa berbeda dengan generasi sebelumnya.
“Digital harus menjadikan mereka lebih bertanggung jawab terhadap teknologi yang digunakan, tak boleh abai berinteraksi dengan lingkungan sekitar”, ucapnya penuh semangat.
Maka dari itu, menurutnya yang harus berlaku di era digital itu adalah kualitas sumber daya manusia.
“Di era digital, tergantung SDMnya, man behind the gun, atau orang yang menggunakan senjata, bukan senjata itu sendiri. Betapapun canggihnya senjata, tapi tentara yang pegang senjata tidak kompeten, maka akan kalah dalam peperangan”, ujarnya mantap.
Ia berkometmen agar generasi muda di desanya harus menguasai kompetensi digital dengan baik, cerdas dan arif.
“Jika tak paham kompetensi digital mereka akan tersisih dalam persaingan memperoleh pekerjaan, partisipasi demokrasi, dan interaksi sosial”. Katanya penuh nasehat.
“Generasi ini harus kuasai teknologi, bukan sebaliknya teknologi mengalahkan generasi”. Pungkasnya. (Zbr/Bdr).