Haul ke IV Syekh Abdurrahman Bujuk Tambak (Dok.KIM-KMAP) |
KIMKARYAMAKMUR.COM, Prenduan – Dalam rangka Haul Ke IV Syekh Abdurrahman bin Sayyid Husein atau Bujuk Tambak yang mana kegiatan ini diagendakan setiap tanggal 10 muharram yang terletak di Dusun Cecek Desa Prenduan Kecamatan Pragaan kali ini mendatangkan Penceramah Kondang Yaitu K. Fauzan Badruddin.
K. Fauzan Badruddin menjelaskan warisan terindah para shaleh yang bisa menyampaikan kita ke sorga. Menurutnya sorga tempat yang baik, hanya yang baik baik yang akan masuk sorga.
“Yang baik maksudnya bukan sekedar baik rupanya, tapi juga hati dan perbuatannya”, dawuhnya memulai ceramahnya, Sabtu (29/08/2020).
Bicara haul menurutnya bicara alam ghaib, sulit diurai dengan logika.
“Ciri orang baik itu percaya pada yang ghaib. Barang ghaib itu masalah iman, terkadang tak bisa diurai dengan logika”, sambung beliau mantap melanjutkan.
Ia melanjutkan bahwa orang shaleh yang dihauli karena ia mewariskan pekerjaan shaleh dalam hidupnya. Antara lain :
Pertama, berbuat dan berhati baik untuk semua orang.
“Mati pasti, tapi yang membedakan orang biasa dan orang shaleh adalah perbuatan indahnya selma hidup, sehingga terus dikenang”, tambahnya lagi.
“Berapa puluh tahun Syekh Abdurrahman (Bujuk Tambak) meninggal, tapi ruhnya tetap hidup dan terus menebar manfaat bagi yang hidup”, serunya menghipnotis warga yang hadir.
K. Fauzan juga menyinggung dua penyakit manusia milenial yaitu :
1). Kecenderungan pandai berbaik baik pada orang lain, tidak pada keluarganya.
2). Pandai memperbaiki lahiriyah bukan batiniyah.
“Kalau rohani baik, meski ribuan tahun meninggal, jasadnya seolah hidup”, tambahnya mantap.
“Rohani yang baik, meski disimpan rapat kebaikannya, jika bocor, bocor bicaranya akan terdengar baik bagi semua orang”, ujarnya filosofis.
Yang kedua, jika ingin dikenang, maka orang shaleh harus meninggalkan anak cucu yang baik.
“Untuk buat anak atau generasi yang baik, maka berbuat baiklah pada orang tua kita. Ini hukum kausalitas”, tururnya.
Yang ketiga, banyak memberi manfaat bagi orang lain, dengan memperhatikan kaum dhuafa.
“Meski tidak punya anak, tapi murah hati, maka setiap kebaikannya akan dikenang”, ujarnya lagi.
Selain itu Ia juga katakan, jangan takut berdoa seperti nabi menjadi orang miskin dan hidup dengan orang miskin. Karena sekalipun berdoa miskin kalau memang mau dikayakan oleh Allah tetap ada jalan menuju kemulyaannya.
“Sahabat Abdurrahman Bin Auf sang kaya mau bangkrut hidup miskin, dengan memborong kurma busuk di Madinah. Apa yang terjadi ? ternyata rencana Allah lain, justru kurma busuknya dibeli 10 kali lipat oleh Pemerintah Yaman untuk mengobati wabah dengan kurma busuk. Rencana Allah beda, mau miskin tetap dikayakan”, kilahnya menjelaskan.
Yang Keempat, warisan terakhir orang shaleh adalah senang memikirkan hidup di akhirat.
“Bayangkan, orang yang bekerja di luar negeri sekalipun, berbuat bekal bangun rumah tidak di negeri tempat ia bekerja, tapi justru bangun rumah di tempat asalnya. Begitu kita hidup di dunia, siapkan bekal di akhirat”, katanya lagi.
Hadir pada kegiatan tersebut Bapak Kepala Desa Prenduan dan Bapak Kepala Desa Aeng Panas. (Zbr/Bdr).