Pengurus MWCNU Pragaan bersama Penulis Buku Menjerat Gusdur di Aula STKIP PGRI Sumenep |
Sumenep – Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, pengurus, lembaga dan Banom NU memenuhi aula gedung Perguruan Tinggi STKIP PGRI Sumenep, Senin (09/03/2020) untuk mendengar langsung sejarah pelengseran Gusdur yang konon dilakukan sekelompok orang yang disebut “semut merah” dengan peristiwa politik, bukan dengan hukum.
Ketua STKIP PGRI Sumenep Bapak Asmuni menyampaikan bahwa Gusdur idola kita semua, tema tentang Gusdur selalu aktual dibicarakan dimanapun, dan kapanpun. Kehadiran Gusdur selalu ditunggu barokahnya, menyedot perhatian publik dimanapun saja.
“Dulu, 2007 Gusdur hadir di Surabaya, maraton dari saking banyaknya warga untuk sungkem saja sulitnya bukan main”, terangnya.
“Menyakitkan, Gusdur sang guru bangsa harus berakhir dengan pelengseran. Buku Menjerat Gusdur ditulis oleh Virdika, anak muda yang berani dengan taruhan nyawa pribadi dan keluarga. Ditengah ancaman, akhirnya bisa kita bedah juga buku ini. Ayo..ikuti sampai tuntas. Ini pelajaran berharga untuk kita semua. STKIP dan Lakpesdam Pragaan mimbar akademik untuk membedah buku setuntas-tuntasnya, cari rahasia didalamnya”, pungkasnya.
Sementara Rais Syuriyah MWC NU Pragaan KH. Zarkasyi Rakhim dalam sambutannya mengatakan bahwa Buku ini bukti kekayaan bangsa, kekayaan Nahdlatul Ulama, buku ini akan menguatkan, membebaskan kita semua dari keterjeratan. Ini upaya kita melepaskan diri dari semua bentuk keterjeratan.
Beliau mengutip sabda rosulullah SAW untuk menolong saudaramu yang dzalim dan didzalimi. Artinya kita harus memberi pembelaan baik yang dzalim dan yang didzalimi.
“Tugas kita membela bukan memojokkan dan meminggirkan siapapun”, ujarnya mantap.
Bedah buku dan diskusi publik yang dilaksanakan oleh Lakpesdam MWC NU Pragaan kerjasama dengan BEM STKIP PGRI Sumenep ini oleh beliau dibuka dengan pembacaan suratul fatihah. Selanjutnya bedah buku dimoderatori oleh Rozali redaktur majalah NU Online, diurai langsung oleh penulisnya Virdika Rizky Utama dan Pembanding aktivis 98 Abrari Alzael. (Zbr/Badrul/KIM-KMAP).