Dokter Susianto Gugah Semangat Cinta Tanah Air di Klinik NU Pragaan (Dok.KIM-KMAP) |
KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Di rapat Klinik NU Pragaan Kamis (02/09/2021) dokter Susianto menggugah kesadaran Crew Klinik untuk semakin menyintai tanah air dan kemerdekaan.
Beliau bercerita tentang masa kecilnya dirumahnya di Jombang. Katanya, mbahnya dulu sering cerita semangat perjuangan yang dibangun oleh Soekarno dan Hadratus Syekh KH. Hasyim Asyari. Katanya, Bung Karno tidak berani melangkahi K Hasyim Asyari dalam mengambil kebijakan kemerdekaan.
“Soekarno takluk dengan wibawa dan kebesaran pengaruh KH. Hasyim Asyari. Proklamasi lahir dari dawuh K. Hasyim”, ujarnya.
Beliau bercerita heroiknya kobaran semangat yang dibangun K Hasyim Asyari dalam Resolusi Jihad 22 Oktober 1945. Darah warga berkobar justru karena yang menggerakkan KH. Hasyim Asy’ari.
“Kata mbah saya, kemerdekaan heroik ini banyak dipengaruhi K. Hasyim dan NU-nya. Sayang setelah merdeka, sekarang kita lupa sama jasa NU”, ujarnya mantap.
Saya, katanya, kalau memasang bendera bulan Agustus pasti duluan, karena mbah saya keras mendidik saya dan keluarga untuk menghargai jasa pahlawan.
“Mbah saya datang bulan Agustus duluan pasang bendera, selalu nyalakan penjor obor dari minyak tanah, rumah dan pohon bergegas dikapur untuk menghargai kemerdekaan”, tuturnya lagi.
Saya dulu terus berfikir, apa ya maksud mbah saya ini kok kepatuhan pada negara begitu tingginya. Karena mbah merasakan langsung tangis getirnya perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Baru saya tahu jiwa perjuangan mbah setelah saya di Sumenep.
Dalam mengisi kemerdekaan, ceritanya, saya memilih ada di dunia kesehatan. Saya dulu sering nyabis kepada KH. Fauzi Sirran. Bahkan saya beberapa kali diajak ke kamar pribadinya KH. Fauzi secara langsung.
“Dokter Susilo milik semua orang. Bukan hanya milik lembaga tertentu” dawuh K. Fauzi diceritakan dokter Susianto.
Beliau cerita saat buka Puskesmas Pragaan rawat inap 24 jam saya dianggap miring, baru setelah Puskesmas mendaptkan penghargaan karena prestasinya, baru orang percaya bahwa membangun pengabdian bidang kesehatan itu butuh keuletan dan ketabahan.
Berkaitan penguatan klinik beliau katakan butuh waktu khusus untuk belajar secara khusus. Kuncinya ada di mindset. Kita harus punya input SDM tenaga dan perawatan, juga harus ada target output yang jelas.
“Kemajuan itu harus direncanakan dengan matang”, ujarnya.
Organisasi yang baik ada sistem pengendalian dan pengawasan yang baik.
“Dalam organisasi, dimarahi atasan tidak boleh emosi, karena kita satu tujuan”, tuturnya.
Orientasi klinik harus berangkat dari nilai pengabdian. Kerjanya dimulai dari alur pasien yang tertata.
“Gak usah target tinggi-tinggi, yang penting penguatan SDM kedalam dulu kuat”, sambungnya.
Saya ngomong tegas, ujarnya karena saya didasari cinta pada Klinik NU. Banyak cara menuju roma, kuncinya rajin cari peluang. Kedepan dibutuhkan perawatan untuk pasien gigi, kesehatan ibu dan anak yang profesional. (Zbr/@wi).