KH. Musleh Adnan mengisi pengajian di Asta Bujuk Pandih (Dok.KIM-KMAP) |
KIMKARYAMAKMUR.COM, Aeng Panas – Meski tiba-tiba hujan mengguyur bumi Bujuk Pandih Dusun Nong Malang tapi tak menyurutkan semangat panitia yang tergabung pada komunitas Rukun Kematian (RK) Warga Kompak untuk menggelar Maulid Nabi dan Haul Bujuk Pandih Aeng Panas, Jumat (18/12/2020).
Haul kali ini panitia menghadirkan penceramah tersohor KH. Musleh Adnan.
Penikmat pengajian bukan hanya dari sekitar Aeng Panas tapi ribuan warga dari Lenteng, Saronggi, Pasongsongan, Bluto dan warga sekitar Pragaan terutama Aeng Panas. Baik yang tergabung di Banom NU Muslimat Fatayat maupun warga lainnya semua seolah menembus hujan meramaikan pengajian.
Dalam ceramahnya KH. Musleh Adnan menyampaikan tentang makna kematian setelah hidup, agar kita makin menghargai hidup kita sekarang yang disebutnya sebagai hanya bernaung sementara ditepi jalan sebelum melanjutkan ke rumah abadi akhirat.
“Yang hanya bernaung di pinggir jalan inilah yang kita kira sebagai rumah keabadian. Bukan. Rumah kita masih di ujung jalan jalan”, kata beliau seolah mengajak merenung tujuan perjalanan.
Kiai Kondang dari Pamekasan tersebut juga meminta warga yang hadir untuk tidak terlalu tinggi menaruh cita-cita dunia, karena jika terlalu tinggi begitu tak kesampaian akan jatuh ke jurang kekecewaan dan luka yang dalam.
Begitupun juga dalam hal mencintai kepada selain Allah dan Rosulullah jangan terlalu dalam.
“Anak kita dan istri atau suami kitapun dimana kita sudah mati-matian, terkadang kecintaan pada kitapun tak sebagaimana harapan. Maka cinta biasa- biasa saja”, katanya memberikan rahasia cinta.
Tapi kepada Allah dan rosulullah, katanya, cinta kita harus penuh.
“Allah tak pernah mengantuk sedetikpun karena cintanya pada kita hambanya”, ujarnya lagi menceritakan dialog nabi Musa dan Allah SWT.
Terakhir ia menutup acara dengan doa. Di pertengahan acara hujan berhenti setelah sebelumnya bersama membaca doa pereda hujan ijasah KH. Hasan Abdul Wafi Paiton Probolinggo. (Zbr/Bdr).