Dokumentasi, Pembacaan Rotibul Haddad Oleh Kades beserta Perangkatnya |
Aeng Panas – Selain ikhtiar medis, ikhtiar batin dilakukan oleh Kepala Desa Aeng Panas menghadapi mewabahnya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang sedang melanda dunia. Bersama Perangkat Desa, Kades Aeng Panas Muhammad Romli, SE. hari Rabu malam (01/03/2020) beristighasah dengan Ratibul Haddad, sebuah amalan yang dikarang oleh al Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad al Haddad (1055-1132 H.).
Konon Ratib al Haddad ini disusun berdasarkan inspirasi, pada malam Lailatul Qodar 27 Ramadan 1071 H.
Kades yang energik ini menyebut bahwa Al-Imam Abdullah Al-Hadad pernah mengatakan bahwa bacaan Ratib akan menjaga kota/desa selama Ratib tersebut dibaca.
“Ratib ini ibarat pagar besi ghaib mengelilingi seluruh kota/desa yang didalamnya dibaca Ratibul Haddad”, ujarnya mengutip yang disampaikan Al Imam Abdullah Al-Haddad.
Dulu Ratib dikarang karena permintaan dari murid beliau bernama Amir dari keluarga Bani Sa’ad yang tinggal di Syibam, salah satu perkampungan di Hadramaut Yaman. Tujuannya agar warga kampung dapat mempertahankan dan menyelamatkan diri dari ajaran sesat yang sedang melanda Hadramaut. Dengan izin Allah, wilayah yang mengamalkan Ratib selamat dari ajaran sesat.
“Bahkan di zaman penjajahan, barokahnya Ratib al Haddad dibaca warga desa, Jepang pun dijatuhi nuklir Amerika”, tambah beliau mengenang masa penjajahan.
Selain itu, menurutnya, di dalam bacaan Rotibul Haddad juga terdapat kalimat-kalimat yang disarankan PBNU dan Muhammadiyah agar dibaca disaat wabah Corona. Kalimat itu adalah :
A’uudzu bikalimaatillahit taammaati min syarri maa khalaq. “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan apa-apa yang diciptakan-Nya”
Hasiatnya adalah barang siapa menempati suatu tempat lalu membaca bacaan itu, tidak akan membahayakan dirinya dari sesuatu apa pun hingga pergi meninggalkan tempat itu. (Hadist)
Selain itu juga bacaan tersebut dapat menjaga jiwa dan raga dari rasa sakit.
Dalam Ratibul Haddad juga terdapat bacaan :
Bismillaahil ladziy laa yadhurru ma’asmihii syai-un fil ardhi walaa fis samaa’ii wahuwas samii’ul ‘aliim.
“Dengan menyebut nama Allah, yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun dapat memberi mudharat, baik di bumi maupun di langit, dan Dia-lah Tuhan yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Bacaan itu punya hasiat, barang siapa yang membaca bacaan itu setiap pagi dan sore tiga kali, tidak akan membahayakan dirinya dari sesuatu apapun (HR.Tirmidzi). Juga tidak akan terkena bencana yang datang mendadak dan tidak akan terkena stroke (HR.Abu Dawud).
Kades yang baru menjabat 4 bulan ini berkometmen akan setiap kesempatan mengamalkan dzikiran Ratibul Haddad sebagai usaha spritual demi melindungi warganya dari berbagai mara bahaya. (Zbr/Badrul/KIM-KMAP).