87.9 Mhz - Pragaan Station

Satu Hati, Satu Frekuensi

Kesebelasan Pendobrak, di Gelanggang Ramadan

- Publisher

Minggu, 24 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KIMPRAGAAN.COM, PRAGAAN – Sebuah club kesebelasan (sepak bola) sebelum dilepas ke gelanggang perlu dilatih dan digodok, supaya bisa menjadi group pendobrak yang bisa memenangkan pertandingan terhadap lawan.

Seperti itulah kita ummat islam memasuki gelanggang bulan suci ramadan ini. Di gelanggang ramadhan ini kita benar-benar dilatih dalam berbagai hal, untuk nantinya dilepaskan bertarung dengan hawa nafsu dan setan di bulan Syawal dan seterusnya.

Orang yang tak biasa bertahajjud, di bulan ini dilatih bangun malam, maaf bukan untuk tahajjud, tapi untuk makan minum (sebagai pos apos kata orang Madura). Kalau sudah terbiasa bangun makan malam, kita sebagai muslim juga sudah diajari salat beberapa rakaat tarawih. Dua pembiasaan ini kalau digabung jadi salat tahajjud. Itulah contoh ibadah ritual yang menjadi ‘materi pelatihan’ di bulan ramadan.

Baca Juga:   Ied Mubarok

Orang yang kurang peka terhadap lingkungan sekitar juga tidak luput dari pelatihan di bulan suci ini. Kita ummat Islam “dilaparkan” oleh tuhan, agar bisa merasakan perihnya lapar. Dengan demikian kita termotivasi untuk “berbagi ta’jil” kepada sesama, dan bahkan dikuatkan dengan kewajiban membayar zakat fitrah sebagai (implementasi) ibadah pamungkas di bulan suci ini.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَععَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Seakan kita sedang berdialog dengan Tuhan :

Baca Juga:   Puasa Itu Berkah

Tuhan : Kau wajib puasa agar kau menjadi orang bertaqwa.

Kita : Seperti apa ketaqwaan yang Kau inginkan ?

Tuhan : Yaa, bagi-bagi rejeki, jangan tamak, hindari sifat kikir.

Dari dua contoh ini kita faham bahwa di bulan ramadan ini kita harus mengasah, mempertajam serta memperkuat hablum minallah (kesalehan ritual) dan hablum minannas (kesalehan sosial).

Satu hal lagi, yaitu tadarus yang bisa difahami sebagai motivasi untuk kita selalu belajar dan terus belajar.

Kalau dalam ibadah haji kita temukan kata “haji mabrur”, suatu ketika sahabat bertanya “Apakah yg disebut mabrur dalam haji”? Ternyata Rasulullah SAW. menjawab :

إطعام الطعام وافشاء السلام

(memberi makan dan menebarkan salam/kedamaian). Jadi mabrur itu bukan hanya rajin salat berjamaah dan semacamnya, tapi juga berbagi. Maka dalam bulan puasa-pun kita diwajibkan menutup ibadah ramadan ini dengan :

Baca Juga:   Getaran Gempa Terasa, Cara Menyelamatkan Diri Saat Gempa

إطعام الطعام

(berbagi makanan

= zakat fitrah )

Maka, kalau selepas Ramadan, kita tidak doyan ibadah ritual dan tidak menaikkan volume ibadah sosial kita, berarti “ibadah ramadan” kita masih bermasalah. Sama seperti halnya salat ; kalau dalam keseharian kita tidak lepas dari hal keji dan mungkar, berarti sholat kita bermasalah.

ان الصلاة تنهى عن الفحشاء و المنكر

Kesimpulan : Ibadah ramadan bukan hanya fokus mempertajam spiritual ritual, tapi juga spiritual sosial.

والله اعلم.

Pakamban Laok, 22 Maret 2024

Al Faqier :

A. Warits Anwar

Ketua MUI Pragaan

17 views

Berita Terkait

Ied Mubarok
Puasa Itu Berkah
Getaran Gempa Terasa, Cara Menyelamatkan Diri Saat Gempa

Berita Terkait

Selasa, 9 April 2024 - 22:06 WIB

Ied Mubarok

Minggu, 24 Maret 2024 - 08:14 WIB

Kesebelasan Pendobrak, di Gelanggang Ramadan

Sabtu, 23 Maret 2024 - 20:32 WIB

Puasa Itu Berkah

Jumat, 22 Maret 2024 - 17:58 WIB

Getaran Gempa Terasa, Cara Menyelamatkan Diri Saat Gempa

Berita Terbaru

You cannot copy content of this page