87.9 Mhz - Pragaan Station

Satu Hati, Satu Frekuensi

Lailatul Ijtima', NU Pragaan Ajak Segenap Pengurus NU Jaga Sikap Seimbang Dan Patuhi Negara

- Publisher

Selasa, 9 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dokumentasi, suasana Khatmil Qur’ an pada Lailatul Ijtima’ MWC NU Pragaan 

Pragaan – Kegiatan rutin kemasyarakatan Majlis Wakil Cabang Nahdatul Ulama (MWC NU) Pragaan berupa Lailatul Ijtima’ yang dilaksanakan pada malam Selasa (8/06/2020) di Kantor MWC NU Pragaan diisi dengan pembacaan Khatmil Qur’an 30 Juz, laporan kegiatan rajabiyah dan sambutan pengarahan dari Mustasyar MWC NU Pragaan KH. Baihaqi Syafiuddin.

Mantan Pimpinan Anggota DPRD Kabupaten Sumenep ini dalam arahannya mengaku senang dapat menghadiri acara bulanan ini. Nama Lailatul Ijtima’ menurutnya adalah khas NU. Belakangan kelompok lain menggunakan nama yang hampir sama ‘Ijtima’ Ulama’. Dirinya merasa ringan melangkah untuk hadir ke acara Lailatul Ijtima’ karena panggilan NU.

“Fisik saya sudah umur 80 tahun. Ibadah ramadhan saya kemarin sudah lockdown di rumah saja, karena saya tak ingin ketularan atau menularkan penyakit”, ujarnya rendah hati.

Baca Juga:   Ngobras MUI dan Forpimka Ulas Teladani Rasul dengan Kebersihan Lingkungan

Laporan keuangan Harlah yang disampaikan minus oleh panitia ditanggapi beliau biasa bahkan tak seberapa jika dibandingkan manfaat yang dihasilkan.

“Minus dalam hal keuangan tidak ada artinya dibandingkan pencapaian kualitas kegiatan, dimana ribuan orang hadir, dan ribuan malaikat tentu turun, itu tak dapat diukur dengan finansial”, tambahnya lagi menguatkan semangat pengurus untuk terus mengabdi pada Nahdlatul Ulama.

Menurut beliau juga ciri NU menempatkan yang sepuh di tempatnya selain sebagai pelestarian tradisi penghormatan pada yang sepuh, juga untuk mengamalkan ayat agar saling menasehati dalam masalah kebenaran dan kesabaran.

“Pimpinan NU itu dari atas ke bawah harus sabar dan tabah, serta mengikuti laju pergerakan personil organisasi, karena yang akan dipimpin adalah juga pemimpin yang memiliki banyak keinginan dan cita-cita”, katanya mengingatkan beratnya tugas menjadi pemimpin.

Beliau mengajak untuk membaca sejarah pemimpin bernama Muawiyah, dimana mengibaratkan seorang pemimpin itu seperti penarik tali gagang hewan piaraan, ada saatnya ditarik ada saatnya diulur, semua itu untuk mencapai keseimbangan dalam pelaksanaan dan pengendalian.

Baca Juga:   Bangun Semangat Kerja, Pemdes Sendang Tingkatkan Kapasitas Perangkat Desa Dan BPD

“Kalau terjadi perbedaan pendapat dalam organisasi jangan selalu ditarik ekstrem, ada kalanya sebagian mengalah agar roda organisasi tetap dijalan tengah”, tambahnya lagi mengingatkan kerja moderasi.

Beliau juga menyinggung tantangan NU dan negara tentang fitnah akhir zaman. Beliau menyebut isu PKI dibangkitkan lagi untuk sejumlah kepentingan.

“PKI masa remaja saya mengalaminya sendiri tahun 1966. Dulu yang berani menghadapi PKI hanya Ansor. Bahayanya PKI dulu karena banyak melakukan aksi sepihak, penguasaan tanah diluar aturan dll.

“Sekarang tak ada PKI, hanya diisukan. Karena saya tak merasakan kuatnya gejala seperti dulu. Ini hanya imbas pertarungan politik elektoral yang belum difahami dengan bijaksana”, tambahnya bercerita panjang lebar tentang komunisme masa lalu.

Baca Juga:   Kapolsek Prenduan Ingatkan Masyarakat 8 Sasaran Operasi Keselamatan Semeru 2024

Ciri NU lainnya, menurut beliau, mematuhi ketentuan negara. Tapi mematuhi negara bukan tidak bersikap kritis pada kebijakannya. Sikap NU sudah tepat dengan mempertanyakan kebijakan pemerintah oleh PBNU atas keputusan pembatalan keberangkatan Jamaah Haji, karena dianggap mendahului keputusan Arab Saudi.

Terakhir beliau singgung pandemi Covid-19 yang dampaknya sangat menderita bagi yang terserang, karena serangannya adalah paru-paru. Oleh sebab itu beliau harap warga NU ikut ketentuan pemerintah mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak.

“Sebagai organisasi yang hirarkis, NU di tingkatan kecamatan dan ranting ikut sikap organisasi diatasnya dalam menyikapi berbagai hal. Jangan membuat kebijakn sendiri yang menyimpang”, ujar beliau penuh wibawa.

Terhadap pengabdian pengurus pada jam’iyah, beliau mengajak pengurus NU berlaku ikhlas dhahiran wabatinan dalam mengurus NU. (Zbr/Badrul/KIM-KMAP).

2 views

Berita Terkait

Sambangi Kompolan Sarwa, PJ Kades Pakamban Laok Dorong Warga Aktif Bayar Pajak PBB
Tiga Puluh Tujuh Tahun Kompolan Sarwa Desa Pakamban Laok Masih Bertahan
Optimalkan Pembayaran Pajak PBB, Camat Bertemu RT RW Pakamban Laok
PLH Camat Pragaan Hadiri Musdes Sosialisasi Program Jatim Puspa di Desa Pragaan Laok
Bupati Sumenep Buka Festival Desa Wisata Sebagai Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Sumenep
Kunjungi Stand Pragaan, Bupati Apresiasi Keaslian Sumber Belerang Misgilome
Stand Desa Wisata Pragaan Sajikan Produk Unggulan Desa dan Wisata Misgilome Sumber Belerang
Istighosah dan Meeting Pagi, Kecamatan Pragaan Komitmen Ikut Pameran Desa Wisata

Berita Terkait

Sabtu, 28 Juni 2025 - 18:39 WIB

Sambangi Kompolan Sarwa, PJ Kades Pakamban Laok Dorong Warga Aktif Bayar Pajak PBB

Sabtu, 28 Juni 2025 - 18:15 WIB

Tiga Puluh Tujuh Tahun Kompolan Sarwa Desa Pakamban Laok Masih Bertahan

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:24 WIB

Optimalkan Pembayaran Pajak PBB, Camat Bertemu RT RW Pakamban Laok

Jumat, 20 Juni 2025 - 09:47 WIB

PLH Camat Pragaan Hadiri Musdes Sosialisasi Program Jatim Puspa di Desa Pragaan Laok

Kamis, 19 Juni 2025 - 22:24 WIB

Bupati Sumenep Buka Festival Desa Wisata Sebagai Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Sumenep

Kamis, 19 Juni 2025 - 20:53 WIB

Stand Desa Wisata Pragaan Sajikan Produk Unggulan Desa dan Wisata Misgilome Sumber Belerang

Senin, 16 Juni 2025 - 08:38 WIB

Istighosah dan Meeting Pagi, Kecamatan Pragaan Komitmen Ikut Pameran Desa Wisata

Senin, 16 Juni 2025 - 08:11 WIB

Di Apel Pagi, Koordinator KB Jelaskan Stunting Pragaan Turun di Angka 11,2 Persen

Berita Terbaru

You cannot copy content of this page