87.9 Mhz - Pragaan Station

Satu Hati, Satu Frekuensi

Lawan Hoax Seputar Vaksinasi, Rakor Kecamatan Pragaan Hadirkan Dokter Susilo

- Publisher

Senin, 23 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rakor Kecamatan Pragaan Hadirkan Dokter Susilo (Dok.KIM-KMAP)

KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Dinilai sukses memberi pencerahan melawan hoax seputar vaksinasi, Rapat Koordinasi (Rakor) Kecamatan Pragaan menghadirkan dokter Susilo pada hari Senin (23/08/2021) di pendopo kecamatan.

Dokter Susilo menjelaskan bahwa tidak ada jaminan pandemi akan berakhir, karena obat untuk Covid-19 belum ada.

“Obat yang ada itu hanya untuk menghambat reflikasi virus, bukan mengobati. Jika kekebalan lewat vaksinasi belum 80% terbentuk dari populasi penduduk, kita hawatir gelombang kasus terkonfirmasi naik lagi”, ujarnya.

Beliau jelaskan betapa sulitnya merubah pandangan masyarakat terhadap vaksin dan prilaku taat prokes, kita masih terpengaruh hoax.

“Negara lain sudah buka masker, karena sudah divaksin, kekebalan kelompok sudah terbentuk, mereka sudah melewati masa sulit, sudah ada Piala Eropa”, ujarnya.

Negara teratas vaksinasi China, India, Amerika. Sementara Indonesia sendiri menduduki peringkat kesembilan sebagai negara pemberi dosis vaksinasi Covid-19 terbanyak di dunia. Tercatat, jumlah dosis vaksin corona yang telah diberikan mencapai 88,20 juta dosis pada 21 Agustus 2021.

Di banyak negara, sebutnya, mayoritas warganya sudah gencar melaksanakan  3T (Testing, tracing, treatment), untuk mengurangi laju penularan Covid-19. Pemeriksaan dini disebut testing, pelacakan disebut tracing, dan perawatan disebut treatment. Sementara di Sumenep sendiri masih minim, jauh dari harapan Immunity Herd (kekebalan kelompok).

Baca Juga:   Penuhi Kebutuhan Sarana Air Bersih, Desa Aeng Panas Lakukan Sosialisasi Pamsimas

“Kalau belum kebal bagaimana mungkin bisa hidup damai buka masker, virus mengintai dimana-mana”, ujarnya.

Harus diakui, sambungnya, negara yang mampu mengatasi dengan cepat pandemi adalah China. Begitu ada satu orang yang kena, ditelusuri, diisolasi, dan diobati agar tidak menyebar.

Setelah ketemu, baru ditentukan statusnya apakah ODP, PDP, suspect, probable, dan terkonfirmasi.

Kapan virus ada, jawabnya virus ada sejak nabi adam, hanya virus selalu bermutasi dari zaman dan keadaan agar bisa eksis di dunia.

Vaksinasi adalah upaya membentengi pertahanan tubuh. Beliau jelaskan ada vaksin ada imunisasi. Vaksin itu senyawanya, kalau imunisasi atau vaksinasi itu proses pengebalannya.

Imunitas ada yang alamiah memang terbentuk dari tubuh sendiri, ada kekebalan yang datang dari luar.

Yang alamiah contohnya anak-anak karena main hujan-hujanan lalu batuk, filek, demam, lama-lama kekebalannya terbentuk sendiri, atau karena faktor gen dari orang tua. Ada yang terbentuk sari luar.

Baca Juga:   Peringati Maulid Nabi, Permata FM Bawa Pesan Ekspresi Islam Nusantara yang Santun

Vaksin sejak dulu sudah terbukti. Saat ini kita tidak lagi menemukan penyakit volio, cacar karena sejak dulu kakek nenek kita sudah divaksin sehingga penyakit cacar tak ada lagi. Mengapa baru kali ini kita mau menolak vaksin, padahal ini bukan barang baru.

Vaksin yang masuk ke Indonesia dan disuntikkan ke kita merknya Sinovac, efek samping Sinovac lebih ringan ketimbang merk lain.

Tujuan vaksinasi tiada lain untuk memberi perlindungan agar tidak tertular atau sakit berat akibat Covid-19 dengan cara  menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh dengan pemberian vaksin.

“Bayangkan kalau semua sakit sebab tak vaksin, rumah sakit bisa jebol, pasien tak tertangani, lalu pemerintah dianggap lalai, nakes kewalahan”, ujarnya.

Beliau juga menjawab hoax nasyarakat yang mengatakan pasien tidak corona ‘dicoronakan’,. Kalau kena Covid biaya perawatannya besar, pasien datang di swab dan PCR untuk diketahui positif tidaknya Covid-19, dirawat, diobati sampai sembuh. Meski datang bukan Covid, saat hasil tesnya positif, maka ia pasien Covid juga. Keluarga tentu ditanya, mau dibiayai negara atau dibiayai sendiri. Kalau dibiayai negara butuh persetujuan keluarga, bukan dicovidkan.

Baca Juga:   Waspada COVID-19, Polsek dan Pukesmas Pragaan Lakukan Sosialisasi Di Pondok Peaantren AL-AMIEN Prenduan

Beliau juga jelaskan tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Tidak setiap kejadian tertentu pasca vaksin karena sebab vaksinasi. Contohnya gampang, habis vaksinasi nangis, rewel, atau badan panas berarti KIPI. Habis vaksinasi, naik motor jatuh, mati bukan KIPI efek vaksinasi. Setiap imunisasi ada KOMDA KIPI yang mengawal kejadian ikutannya. Tak sembarangan.

Ada pertanyaan orang sudah vaksin masih kena Covid-19. Beliau menjawab, tak setiap orang yang divaksin tubuh merespon pengebalan, contoh orang tidak sehat bervaksin, tubuh bisa tidak merespon untuk membentuk antibody. Sehingga ada saja yang sudah vaksin masih kena Covid-19. Kita hanya ikhtiar.

Berkaitan banyaknya hoax beredar, beliau jelaskan, orang yang terkena hoax vaksinasi jumlahnya sedikit, banyak yang sudah yakin, jumlah yang ragu-ragu sekitar 60%. Yakinkan yang ragu ragu ini untuk bervaksin.

“Hindari hoax dengan rajin buka literasi, yang tidak perlu share, jangan share informasi”. Pungkasnya.

Selanjutnya rapat koordinasi dipimpin Camat Pragaan Darus Salam, mendorong semua elemen bergerak menyukseskan vaksinasi. (Zbr/Bdr).

2 views

Berita Terkait

Pemdes Sentol Daya Bina Karang Taruna dan Sosialisasi Bahaya Narkoba
Di Puskesmas Pragaan, Forpimka, Pemdes dan Stakeholder Komitmen ODF Bebas Buang Air Besar Sembarangan
Usai Apel, Kec Pragaan Rutin Lakukan Doa Pagi Kuatkan Kebersamaan
Peringati Hari Jadi Sumenep, Camat, Forpimka dan Warga Pragaan Bersihkan Endapan Sampah Sungai Jerman
Bangun Semangat Kerja, Pemdes Sendang Tingkatkan Kapasitas Perangkat Desa Dan BPD
Pemdes Sendang Gelar Pembinaan Karang Taruna dan Antisipasi Dini Bahaya Narkoba
Percantik Halaman Kantor, Camat dan Sekcam Pragaan Pimpin Upaya Percantik Lingkungan Kecamatan
Di Desa Pakamban Laok, Puskesmas Pragaan Lakukan Pembinaan ILP kepada Kader Posyandu

Berita Terkait

Selasa, 29 Oktober 2024 - 07:34 WIB

Pemdes Sentol Daya Bina Karang Taruna dan Sosialisasi Bahaya Narkoba

Senin, 28 Oktober 2024 - 20:05 WIB

Di Puskesmas Pragaan, Forpimka, Pemdes dan Stakeholder Komitmen ODF Bebas Buang Air Besar Sembarangan

Senin, 28 Oktober 2024 - 08:29 WIB

Usai Apel, Kec Pragaan Rutin Lakukan Doa Pagi Kuatkan Kebersamaan

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 09:27 WIB

Peringati Hari Jadi Sumenep, Camat, Forpimka dan Warga Pragaan Bersihkan Endapan Sampah Sungai Jerman

Jumat, 25 Oktober 2024 - 16:46 WIB

Bangun Semangat Kerja, Pemdes Sendang Tingkatkan Kapasitas Perangkat Desa Dan BPD

Rabu, 23 Oktober 2024 - 10:40 WIB

Percantik Halaman Kantor, Camat dan Sekcam Pragaan Pimpin Upaya Percantik Lingkungan Kecamatan

Rabu, 23 Oktober 2024 - 10:20 WIB

Di Desa Pakamban Laok, Puskesmas Pragaan Lakukan Pembinaan ILP kepada Kader Posyandu

Rabu, 23 Oktober 2024 - 09:48 WIB

Radio Pragaan Station Pagi Ini Ulas Urgensi Hari Santri 22 Oktober

Berita Terbaru

You cannot copy content of this page