KIMPRAGAAN.COM, PRAGAAN – Saat menjenguk warganya bernama Siti Kamalia sakit lumpuh di desa Pakamban Laok kecamatan Pragaan, Nia Kurnia Fauzi meminta Pemerintah Desa, Kecamatan, Puskesmas, Danramil, Kepolisian serta semua unsur untuk kerjasama mengatasi masalah kesehatan di desa. Bukan hanya masalah stunting tapi semua penyakit yang menyebabkan warga tak berdaya.
“Jangan sampai kasus yang kita lihat tadi didepan mata kita tak kita perhatikan. Ternyata banyak yang tidak kita jangkau, banyak yang tidak kita ketahui,” jelasnya dengan nada sedih saat berkumpul di balai desa Pakamban Laok usai lakukan kunjungan stunting, Rabu (21/02/2024).
Lia nama pendek dari Siti Kamalia dilahirkan sehat, sempurna, sempat sekolah, sebutnya. Tapi karena minim biaya, minim pengetahuan, minim perhatian akhirnya terlambat mendapatkan pengobatan dan terbaring tak berdaya kini.
“Jangan sampai ada Lia Lia yang lain di Kabupaten Sumenep,” pintanya menahan tangis.
Tadi saya lihat, ucapnya, terus terang saya nyesek melihatnya. Itu penyakit bukan dari lahir, itu karena keterlambatan bantuan kesehatan, sehingga terjadi seperti itu.
Saya minta kepada yang punya kewajiban dan kepentingan, lanjutnya, dari pemerintahan daerah hingga tingkat desa, kita harus perhatikan semua warga kita. Kita awasi dengan seksama kanan kiri kita.
“Ayolah minta tolong, pergunakan empati kita, minta tolong yang sangat, jangan sampai ada warga seperti tadi terlambat tertangani. Jangan sampai ada warga terlambat pengobatan karena alasan biaya atau karena kondisi lain,” ucapnya dengan bola mata berkaca-kaca.
Keadaan seperti Lia ini, lanjutnya, bisa memutus masa depannya, dia tak bisa sekolah, hanya meratapi, menunggu keajaiban saja.
Kabupaten Sumenep disebutnya sudah ada Bapak Stunting, baik dari Danramil, Kepala Desa, dinobatkan sebagai Bapak Stunting. Semua punya tanggung jawab di sekitarnya yang mengalami stunting. Kita bisa menurunkan dengan signifikan stunting ini. Kita harus mampu menurunkan target dari 21 persen bisa turun ke angka di bawah 14 persen.
“Kita masih punya tanggung jawab bersama untuk menurunkan stunting di bawah 14 persen,” jelasnya.
Saya juga sering ber statement, tambahnya, jika ada desa yang bebas stunting akan mendapat reward dari Bapak Bupati Sumenep Tahun 2024 ini.
Beliau minta semua pihak untuk mengajak putra putri dan warga sekitarnya untuk membawa anak balita ke Posyandu.
“Kalau ibu dan anak yang nakal tak datang ke Posyandu, saya minta tolong, kita yang jemput bola datang ke rumah mereka.” Pintanya.
Penulis : Zuber
Editor : Zy