Warga bersih-bersih rumput di astah Bujuk Lanceng |
Aeng Panas – Astah/Pesarean Bujuk Lanceng adalah pesarean wali yang berada pada posisi ketinggian 100 m dari Selat Madura Aeng Panas. Berada pada dataran tinggi puncak desa ujung utara desa tepatnya di Druksin Sumber Cabbih Dusun Cecek Desa Aeng Panas Pragaan Sumenep.
Astah ini dulunya agar tertutup karena akses jalan baru beberapa tahun dibuka. Padahal pesarean ini menyimpan kekayaan sejarah religi yang luar biasa diakui banyak tokoh, bahkan jadi pertanda mistik tertentu bahwa kalau kayu besar persis di areal astah sudah mengaum akan ada angin besar, hujan deras dll. Astah Bujuk Lanceng adalah salah satu bujuk keramat yang mulai didatangi banyak orang tiap hari untuk tawashul dan berharap barokah melalui wasilah, sayang jalannya masih jalan sepeda.
Menyadari pentingnya memelihara situs bersejarah tersebut, Kepala Desa baru Aeng Panas Muhammad Romli, SE. awal debutnya setelah dilantik langsung gerakkan elemen struktur desa bakti lingkungan di lokasi ini.
Rombongan warga dibagi 2, satu, kebersihan di pemakaman Pesisir Aeng Panas, satunya lagi di pesarean wali Bujuk Lanceng Sumber Cabbih Aeng Panas ini.
Muhammad Romli, SE. Kades muda energik ini memandang pentingnya merawat pesarean sebagai infrastruktur budaya religiusitas masyarakat.
“Desa yang besar bukan hanya soal seberapa banyak membangun fisik, tapi seberapa besar penghargaan kita terhadap budaya sejarah termasuk situs pesarean. Kita tahu agama dan tradisi keilmuan keagamaan hari ini karena ada bujuk yang membawanya. Bujuk Lanceng diantaranya”, sambungnya sambil memantau warga yg sedang bekerja.
“Dengan memerhatikan pesarean wali, barangkali barokahnya mengalir kepada warga Aeng Panas secara keseluruhan, rezeki warga makin lancar, masalah sosial makin minimal, potensi makin bisa dikembangkan, proyek juga makin banyak dan barokah”, ujarnya lagi memberikan pembinaan sambil ikut kerja.
Semua yang hadir tampak senang gembira menjalankan bakti lingkungan ini, saling guyon dan saling menimpali suasana pembicaraan pekerja lain. Ini menjadi indikasi bahwa bahwa kerukunan mulai makin terbangun pasca pemilihan.
“Ayooo tinggalkan wacana wacana pemilihan, waktunya membangun tanpa ada sekat sekat ke tak nyamanan”, katanya lagi disambut derai tawa pekerja.
“Momentum bakti lingkungan ini jadikan pintu masuk untuk memulai membangun kohesivitas dan kerja pembangunan desa dengan riang gembira. Mari kita lupakan perseteruan yang tidak perlu”, pungkasnya sambil minum kopi.
Akses jalan masuk dengan roda empat menuju RT Sumber Cabbih yang puluhan tahun tak ada, kini sedang diupayakan, termasuk jalqn menuju Bujuk Lanceng. Dengannya diharapkan sirkulasi ekonomi makin lancar dan mobilitas sosial agama juga makin mudah. semoga kedepannya Kepala Desa baru dengan gelar Sarjana Ekonomi ini membawa perubahan cepat dan diridhai Allah SWT. Amin. (Zbr)
Editorial : Badrul/KIM