PMM UMM bersama Pemdes Aeng Panas (Dok.KIM-KMAP) |
KIMKARYAMAKMUR.COM, Aeng Panas – Sebagai upaya mempercepat penanggulangan pandemi Covid-19 dan mendukung gerakan jatim bermasker, Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang mengabdi di Desa Aeng Panas membagikan masker kepada pengguna jalan di jalan desa Aeng Panas, Kamis (27/08/2020) pagi.
Selain membagikan Masker PMM UMM Kelompok 55 ini yang terdiri dari Nur Yani Khairunnisak, Lutvia Yundi Arini , Kamilia Rahmah, Inas Azaliya, dan Siti Nur Hasanah juga membagikan Hand Sanitazer Gratis kepada warga Aeng Panas yang hendak beraktifitas di luar rumah, tidak hanya itu aksi sosial kemasyarakatan lainnya juga dilakukan dengan membagikan bantuan sembako kepada warga Aeng Panas pada hari yang sama.
“Pembagian masker gratis ini bertujuan agar masyarakat Aeng Panas lebih mematuhi protokol kesehatan, terutama yang bekerja di luar rumah, serta lebih memahami kondisi pandemi yg terjadi saat ini”, ungkap Nur Yani Khairunnisak selaku Ketua Kelompok 55.
Selain pembagian masker gratis Yani mengaku menyalurkan bantuan sembako pada warga dengan menggandeng aparatur desa, karna aparatur desa jauh lebih tahu dan kenal kaum dhuafa di desa, sehingga program tepat sasaran.
“Sembako harus tepat sasaran bagi warga tak mampu, karena mereka yang paling terdampak Covid 19. Dan aparat desa juga yang lebih tahu keadaan dan posisi rumah mereka”, imbuhnya seraya menjelaskan.
Sementara itu Kasi pelayanan desa Aeng Panas Thayyibul Basyar mengaku senang dapat menemani anak anak KKN turun langsung menjumpai warga tak mampu, karena dengan demikian warganya dapat terbantu keluar dari krisis yang amat melumpuhkan ini.
“Saya dulu pernah jadi mahasiswa KKN juga, senang jika di lokasi dibantu aparat desa. Saatnya saya bantu mereka, agar mereka segera bisa bertransformasi dengan keadaan desa, dan menerapkan keilmuannya di desa”, kata Kasi Pelayanan yang biasa dipanggil mas Ayik ini.
Pemberian masker menurutnya dapat segera mengantarkan situasi normal Covid, sementara sembako sebagai upaya membantu yang lemah dari tekanan ekonomi sebab ekonomi bangsa tak bergerak akibat Covid 19.
“Mahasiswa itu agen perubahan, ia ada untuk memberikan perubahan nyata di desa. Masker, sembako dll itu hanya instrumen membangun perubahan prilaku warga, agar warga terbiasa berantisipasi pada penyakit, dan menyediakan pangan untuk hidupnya”, katanya layaknya mahasiswa di kampus.
Kegiatan turun langsung ke pelosok menemui kaum dhuafa ini ditemani juga oleh Kasi Kesejahteraan, Kaur Perencanaan program dan kadus setempat. (Zbr/Bdr).