KIMPRAGAAN.COM, PRAGAAN – Dijelaskan dalam hadits bahwa ada dua kebahagiaan yang dimiliki orang berpuasa. Pertama, bahagia tatkala berbuka. Kedua, bahagia saat bersitatap dengan Tuhannya. Yang pertama kebahagiaan jasmani, yang kedua kebahagiaan ruhani. Yang pertama berkenaan dengan fisik, yang kedua bersentuhan dengan batin. Yang pertama berkaitan dengan indra, yang kedua berhubungan dengan hati.
Sudah sering ditegaskan bahwa puasa bukan hanya menolak makan, minum, dan hubungan seksual. Artinya, puasa bukan hanya laku fisik, tapi juga laku spiritual. Bahkan, laku spiritual inilah sejatinya hakikat puasa. Makanya, Allah menegaskan dalam al-Qur’an bahwa puasa diperintahkan agar kita bertakwa. “Dan, takwa itu di sini!” tegas Nabi seraya menunjuk ke dada beliau yang mulia. Tentu, dada di sini maksudnya hati.
Kata Robert Frager, hati adalah hakikat spiritual. Sumber cahaya inspirasi dan kreativitas serta muara cinta dan kasih sayang. Sementara itu, spiritual—dalam KBBI—disebut berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin), sementara dalam konteks psikologi agama, spiritual diartikan sebagai potensi ketuhanan (ruh yang ditiupkan Tuhan ke dalam diri manusia).
Berlandas pada premis-premis diatas, jelaslah kalau puasa merupakan sebuah perilaku ruhani. Tujuannya untuk menguatkan hubungan dengan Tuhan. Puasa adalah upaya untuk mencahayai hati dengan sifat-sifat dan karakter-karakter ketuhanan. Puasa adalah energi untuk menajamkan mata hati mengenal rambu-rambu jalan menuju Tuhan. Berpuasa berarti menambah daya hati agar semakin teguh dan tangguh melaksanakan titah Allah, semakin gigih dan kukuh menghindar dari yang dicegah.
Orang yang berpuasa adalah ia yang membentuk pribadi bertakwa. Pribadi yang memiliki kualitas relasi indah dengan Allah. Relasi yang dibangun di atas hati yang menolak makan dan minum dengan nyaman dan penuh rasa senang. Sebab, yang tampak di depan hati yang demikian bukan lagi perintah dan larangan, tapi Zat dari siapa perintah dan larangan itu berasal.
Wallahu a’lam
Jaddung, 06 Ramadhan 1445/17 Maret 2024.
Pengajar di PP Annuqayah Guluk-Guluk