KIMKARYAMAKMUR.COM, JADDUNG – Bingung mencari bacaan untuk mengisi bulan Ramadhan, akhirnya saya teringat buku Robert Frager, Obrolan Sufi. Kuraih buku itu dari deretan buku lain di atas meja bersama al-Quran.
Saya ambil keduanya sekaligus. Awalnya saya baca al-Qur’an. Kira-kira dapat separuh juz, membaca kitab suci itu saya akhiri.
Saya beralih ke Obrolan Sufi. Saya ingat—meski tak yakin—kalau dalam buku ini ada bahasan tentang puasa Ramadhan. Alhamdulillah, ditemukan pada halaman 265 dengan judul Pelajaran-Pelajaran dari Bulan Ramadan. Cukup panjang pembahasannya. Saya lihat sampai halaman 294; 31 halaman. Setelah itu, dari halaman 295-305 (11 halaman) pembahasan beralih ke Lailatul Qadar, dengan judul Malam Seribu Bulan.
Ketika menulis naskah ini, saya baru selesai baca enam halaman. Cukup menggetarkan. Terutama dengan kisah si Husein, seorang petani di sebuah pelosok negeri Turki yang tergila-gila dengan ilmu. Saking gilanya, Husein meninggalkan istrinya pagi hari setelah malam pertamanya. 20 tahun Husein mendalami ilmu di Istanbul, ibu kota Turki. Setelah itu 1 tahun belajar kebijaksanaan. Namun, akhirnya ia tahu hanya satu yang menyelamatkan dirinya: kesabaran.
Kesabaran. Inilah kata kunci Frager untuk membuka perbincangan tentang Ramadhan. Hadits yang dinukil berbunyi, “Puasa adalah bagian kesabaran dan kesabaran adalah bagian iman.”
Sebelum baca buku ini, saya buka video tentang pengalaman seorang pelajar Indonesia di Mesir yang shalat tarawih sebelas rakaat tapi baca al-Qur’annya 15 juz. Yang menarik, di masjid itu si pelajar bertemu dengan seorang kakek yang sudah sepuluh tahun tarawih di situ. Dan terlihat tak capek sama sekali. Karena penasaran, si pelajar bertanya, “Kenapa kakek tidak capek, tidak seperti saya?”
Dengan mantap si kakek menjawab, “Aku berdiri dengan iman, kamu berdiri dengan tenaga!”
Dari buku dan video aku jadi tahu hubungan antara puasa, sabar, dan iman. Iman mendorong kita untuk berpuasa. Iman mendorong kita untuk bersabar. Hanya dengan iman kita dapat bersabar menjalankan ibadah puasa.
Jaddung, 14 Maret 2024
Penulis : Asy’ari Khatib
Pengajar di PP. Annuqayah Guluk-Guluk