Talkshow tentang Covid dan Vaksin di permata fm (Dok.KIM-KMAP) |
KIMKARYAMAKMUR.COM, Aeng Panas – Talkshow atau Gelar Wicara di Radio Permata Fm Aeng Panas Senin (30/08/2021) dokter Susilo kupas tuntas bahaya Covid-19 dan pengebalan lewat vaksinasi.
Ditemani host Zuber Permata beliau jelaskan bahwa Virus Corona sudah ada sejak zaman dahulu. Ini kelanjutan dari virus Mers tapi yang tipe 2, gejalanya dari ringan sampai berat. Karena kebanyakan ringan maka masyarakat seperti tak merasakan apa-apa, bahkan cenderung menganggap seperti tidak ada, seperti bohongan padahal data ilmiah medis ahli se dunia virus Corona ini nyata ada.
Yang bahaya dari virus ini penularannya. Ketika terinfeksi ke tubuh manusia, bisa virus yang dimakan kebalnya tubuh kita, atau sebaliknya, kita yang kalah oleh virus, lemah dan mati.
Virus menular ada yang secara langsung melalui percikan ludah.
“Dulu penularannya melalui droplet percikan ludah, sekarang bisa melalui aerosol hembusan nafas saja sudah bisa menular”, tuturnya.
Ada Corona yang menular tidak secara langsung, ia menempel di benda-benda seperti di plastik, logam, gagang pintu dll lalu pindah ke tangan kita.
“Karena itulah maka kita disarankan rajin pakai masker, rajin cuci tangan agar virus yang menempel bisa lepas”, ucapnya.
Saat ditanya pendengar mengenahi ciri gejala terinfeksi virus, dokter Susilo menjawab tergantung gejalanya, kalau virus menyerang indra kepala bisa bergejala pilek, hidung tersumbat, mati rasa penciuman maupun indra pengecap. Kalau menyerang paru-paru bisa batuk, sulit bernafas, jika tidak tertolong bisa meninggal dunia. Kalau menyerang pencernaan bisa mencret. Kalau mnyerang otak ada gejala malah tak bisa tidur. Jadi tergantung obyek serangannya.
Ada pendengar yang bertanya tentang bedanya penanganan nakes pada sebagian pasien Covid. Dijawab dokter karena respon gejala Covid yang berbeda perindividu, sehingga selalu ada perkembangan standar penanganan dari waktu kewaktu. Dulu tak usah masker, sekarang harus, dulu obatnya hanya ini itu, sekarang obat lain, kadang sudah sembuh kok terinfeksi lagi, lain lagi perlakuannya.
“Berbeda dengan penanganan penyakit TBC (Tuberkulosis)
yang protapnya sudah baku, penanganan Corona respon perindividu kadang mengalami gejala yang beda, sehingga protap penanganan dalam ilmu medis juga dinamis disesuaikan dengan gejala klinisnya”, ujarnya.
Beliau katakan, kedinamisan penanganan pada perindividu itu yang kadangkala memantik kecurigaan masyarakat dikira rumah sakit main-main atau di-Coronakan, padahal tidak, karena yang bicara bukan orang tapi sistem data ilmiah kedokteran.
“Nakes tidak mungkin main-main diluar protap. Pasti patuh pada petunjuk terbaru negara, dan data klinis pada pasien. Itu hanya kecurigaan yang tidak difahami pasien”, ujarnya.
Berkaitan dengan kejadian ikutan setelah imunisasi atau vaksinasi yang banyak digelisahkan warga dikira vaksin sebabkan kematian, beliau katakan bahwa sampai saat ini belum ditemukan data kematian disebabkan vaksinasi.
“Tempo hari ada laporan kejadian di Jawa Barat seperti karena vaksin, langsung pingsan habis divaksin, dibawa kerumah sakit. Ternyata setelah diselidiki data ilmiahnya bukan sebab vaksin, tapi sebab penyakit pada dirinya”, ujarnya.
Ditanya, orang berpenyakit apa saja yang tidak boleh divaksin, dokter Susilo jawab, semua boleh divaksin kecuali penyakit kronis akut dan tidak terkontrol. Kencing manis, lemak darah, kolesterol, bahkan yang berpenyakit jantung sepanjang terkontrol boleh divaksin. Sebelumnya tentu melalui standar screening.
“Semua boleh divaksin, kecuali saat datang ke tempat vaksin sedang sakit akut dan tak terkontrol”, jawabnya.
Beliau juga menyinggung teori hoax seputar vaksinasi di medsos, yang ternyata hoax itu mendatangkan keuntungan ekonomi dari banyaknya viewers. Makanya orang banyak melakukannya. Ada penelitian, kebaikan kalau disampaikan hanya diikurti 4 orang, sementara kejelekan disebar bisa sampai 14 orang.
“Yang divaksin seribu orang diam tak cerita, peti kosong yang hanya kasuistik dibuat heboh menghasut ribuan orang”, ucapnya.
Katanya vaksin tetap lebih banyak manfaatnya bagi masyarakat. Memang ada kejadian ikutan pasca divaksin dari ringan, sedang sampai berat, tapi persentasenya kecil dan tidak mematikan.
“Tetap lebih banyak manfaatnya divaksin untuk jutaan orang dalam menciptakan kekebalan kelompok”, ucapnya.
Bukti nyata pengaruh vaksin, kata beliau, pasien Corona yang dirawat di Wisma Atlet kemarin, 80 persen belum divaksinasi. Sedang pasien yang sudah divaksinasi itu hanya 20 persen.
“Itu bukti pengaruh vaksin nyata menurunkan kesakitan dan kematian”, ungkapnya.
Sementara nara sumber lain Kapolsek Prenduan AKP Supriyadi juga menceritakan sulitnya mengedukasi masyarakat memakai masker untuk menangkal virus dari luar.
“Masyarakat tidak terbiasa memakai masker, maka kita harus sabar mengedukasi masyarakat”, katanya menambahkan keterangan dokter Susilo.
Beliau mengatakan selalu mengawal jadual kegiatan vaksinasi maupun pemberian Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) di desa-desa se Kecamatan Pragaan. (Zbr/Hb).