KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan – Sebagai upaya dalam mewaspadai ancaman bencana alam terkait rencana rekomendasi dibukanya tambang Batu Fosfat oleh Pemerintah kabupaten Sumenep terhadap dampak lingkungan, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Pragaan, menggelar seminar dan diskusi publik di aula MWC NU setempat, Minggu (24/1/2021).
Harir Hidayat mengatakan bahwa mencegah terjadinya konflik terbuka di tengah-tengah masyarakat dan ekploitasi lingkungan secara berlebihan adalah tanggung jawabnya sebagai kader NU.
“Lembaga ini merasa terpanggil sebagai wujud implementasi dari Islam rahmatan lil ‘alamin. Sebab berdasarkan kajian dari beberapa sumber, tambang fosfat ini memiliki dampak kerusakan lingkungan dan ancaman disharmonisasi sosial masyarakat,” katanya.
Sekretaris Lakpesdam MWC NU Pragaan tersebut berharap pemerintah desa juga ikut memperjuangkan kepentingan rakyat, dan ikut melestarikan lingkungan Pragaan secara Khusus dan lingkungan Sumenep secara umum.
Sebagai penyaji Kiai A. Dardiri Zubairi yang merupakan aktivis Batan dan FNKSDA memaparkan pentingnya mempertahankan pembebasan lahan.
Menurutnya investor mempunyai senjata modal dan penguasa bersenjata kebijakan, Sementara rakyat tidak berbekal satu senjata pun, kecuali jumlah yang banyak dan menolak upaya pengrusakan ini.
“Intinya kami sebagai rakyat jangan sampai ada indikasi kasus hukum. Salah satu kepala desa di Sumenep itu dituntut, tapi bukan alasan untuk kami berhenti berjuang,” paparnya.
Sementara Irwan Hayat, S.HI, menegaskan bahwa prinsip tambang bukan mitos tapi sudah nyata, dimana tambang fosfat tersebut merusak lingkungan, bahkan selalu menjadikan ketidak nyamanan untuk lahirnya sebuah konflik.
“Lumpur lapindo contohnya merupakan dampak dari tambang, yang namanya pertambangan sama dengan merusak,” tegasnya.
Sekretaris Fraksi PKB Kabupaten Sumenep ini meminta untuk semua lapisan masyarakat agar sama-sama menyuarakan penolakan fosfat melihat dampak Fosfat terhadap kerusakan lingkungan dan konflik masyarakat.
“Kita tetap berikhtiyar masalah hasil kita pasrahkan pada yang maha Kuasa,” pintanya.
Seminar dan diskusi publik tersebut mengangkat tema “Tambang Fosfat, Ancaman Kerusakan Alam di Kecamatan” .
Kegiatan ini diikuti oleh lembaga dan banom Nahdatul Ulama Kecamatan Pragaan.
(@wi/Bdr).