Siswa-siswi berbaris gantian memasukkan infaq pada kotak Koin Muktamar |
Aeng Panas – Gaung koin Muktamar di berbagai penjuru Nusantara semakin hari berdentum keras, menyebar luas ke pelosok kampung dan lembaga pendidikan terdalam di Desa-desa.
Tak terekecuali juga di Desa Aeng Panas sejumlah lembaga pendidikan Selasa (18/02/2020) menunggu sejak pagi pasukan Kirab Koin PBNU datang ke lembaganya. Sekira jam 07.00 pagi santri Al-Islamiyah asuhan K. Abd. Mawi sudah berbaris rapi di halaman kelas. Begitu pasukan koin datang, gema lagu Kebangsaan Subbanul Wathan menyeruak dinyanyikan santri, guru dan karyawan sambil melempar koin kedalam kotak amal.
Begitupun juga di lembaga pendidikan sebelahnya, Annusyur binaan K. Abd. Hayyi Syafi’e dan K. Ma’mon Amar, S.Ag. turut menyambut dengan penuh suka cita. Bahkan K. Ma’mon Amar memulai pertama kali merogoh lembar rupiah diikuti ratusan santri dari tingkat RA sampai Aliyah.
Sampai di Lembaga Attohiriyah dusun Galis asuhan K. Nafhan Muzammil, dari beberapa lokasi kelas kelembagaan yang terpisah para santri tak henti-hentinya meneriakkan lagu Ya Lal-wathan dengan penuh semangat dan penuh gairah.
Tak ketinggalan juga lembaga pendidikan Annajah Al-lailiyah asuhan K. Maimun Rifa’ie, lembaga Miftahul Ulum dan Mambaul Ihsan juga turut lebur dalam kegembiraan menyambut kedatangan koin Muktamar PBNU.
K. Imam Sutaji Wakil Ketua MWC NU Pragaan yang ikut mengawal kegiatan ini mengaku terharu atas degup kencang gemuruh santri menyerbu kotak infaq, seperti mereka sedang berebut menyambut tangan-tangan halus pendiri NU Hadratus Syekh KH. Hasyim Asyari.
“Kebahagiaan apa lagi yang akan kita dustakan, jika wajah-wajah polos santri kita ini seperti menyambut tangan Syaikhona Khalil Bangkalan dan KH. Hasyim Asyari. Semoga kita semua diakui santrinya dan mengakhiri hidup dengan husnul khotimah”, dawuhnya seperti menerawang membaca masa lalu jejak sejarah berdirinya NU. (Zbr).
Editor : Badrul/KIM