KIMPRAGAAN.COM, PRAGAAN – Usai memberikan makanan tambahan untuk balita stunting di dusun Galis desa Pakamban Laok, Ibu Nia Kurnia Fauzi berpindah menjenguk tetangga sebelah Sitti Kamalia atau biasa dipanggil Lia. Si Lia ini menderita sakit lumpuh sudah sekitar 7 tahun. Ibu Nia tak kuasa menitikkan air mata melihat kondisi Lia yang hanya berbaring pasrah di serambi rumahnya.
“Ini gimana kok sampai seperti ini,” tanyanya benar-benar terkejut usai melihat kondisi Lia yang sungguh-sungguh memprihatinkan. Suara Ibu Nia serak terisak seakan mau tumpah saja air matanya.
Keadaan Lia memang memprihatinkan, tangan dan kakinya lumpuh layu, kecil, bengkok dan penuh borok penyakit kulit, badannya kurus kering dengan tapak tangan dan kaki yang seolah lepuh.
Kini umurnya menginjak usia 17 tahun, tapi Lia tak dapat menikmati masa kanak-kanaknya dengan riang gembira seperti teman lainnya sebab derita sakit yang ia terima sejak tujuh tahun lalu. Lia adalah anak ke empat dari 4 orang bersaudara. Sakitnya ia derita sejak umur 9 tahun. Alamat rumahnya di RT 02 RW 02 Dusun Galis Desa Pakamban Laok.
“Lia lahir normal bu. Awal sakitnya, kakinya kena sakit borok kulit dan tersumbat terlihat tulangnya seperti patah nyambung, lama-lama bengkok sampai sekarang keadaannya terus mengecil begini,” jelas Bapaknya Sanikmat yang berada disampingnya. Ortunya ini seperti pasrah dengan keadaan anaknya yang tak berdaya.
Menurut penuturan ibunya Haimah, Lia ini sudah pernah dirawat di Puskesmas maupun di RSUD Sumenep, tapi belum ada hasil yang signifikan. Keadaannya terus memburuk, memerlukan penanganan serius dari rumah sakit maupun dokter spesialis.
“Sudah pernah dibawa ke rumah sakit kurang lebih 3 kali tapi belum ada perkembangan,” ujar ibunya, yang dibenarkan oleh Kadus Galis Sutrisno.
Saat ditanya kepada petugas dokter atau perawat dari dinas kesehatan yang ikut rombongan, tak ada yang mengetahui secara persis nama penyakitnya.
“Ini penyakit langka bu, semacam virus kulit yang menyebabkan anak lumpuh dan tulangnya bengkok serta mengecil begini,” ujar salah satu pengurus PKK yang mendampingi.
Mendengar itu, Ibu Nia terus terenyuh tak mampu berkata apa apa lagi, dia tak mampu menyembunyikan raut wajahnya terlihat semakin sedih, bola mata terlihat berkaca kaca. Ibu Nia sangat bersedih melihat kondisi warganya yang sangat memprihatinkan ini.
“Ini sepertinya virus kulit atau tulang, hanya penanganannya ini sudah telat,” ujarnya tak jelas berbicara pada siapa.
Sekarang Lia sudah tak mampu berdiri lagi, berbaring pun pasrah, miring juga perlu dibantu.
Penulis : Zuber
Editor : Zy