Dialog keagamaan di hari pertama puasa ramadhan radio Pragaan Station, hari ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pragaan Kiyai Abdul Warits Anwar membahas The Power Of Shalawat atau kekuatan shalawat. Menurutnya ada 3 hal penting diketahui tentang shalawat, ada yang disebut shalawat, ada yang puji-pujian dan doa.
“Kata shalawat itu hanya tiga, kalimat “shalla”, dan “shalli” serta “shalatun”, diluar itu ada kalimat puji-pujian kepada rasul ada yang bermakna doa,” ucap Kiyai Warits Anwar dalam acara dialog, Selasa (12/03/2024).
Dialog yang dipandu bang Zuber itu juga mengungkap bahwa perintah membaca shalawat ada dalam al-quran surah Al-Ahzab ayat 56. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Kiyai Warits juga menyebutkan bahwa roh Rasulullah SAW. dikembalikan pada jasadnya setiap kali ada orang yang membaca shalawat kepadanya untuk menjawab salam bagi umatnya.
Ketua MUI Pragaan ini juga mengkritisi salah kaprah di masyarakat dalam pembacaan shalawat selama ini.
“Banyak orang mengatakan shallu alan nabi Muhammad, lalu dijawab shallu alaihi. Itu ungkapan saling menyuruh membaca shalawat. Sebaiknya langsung dijawab ‘Allahumma shalli ‘ala Muhammad,” jelasnya.
Menjawab pertanyaan pendengar, pengajar Pondok Pesantren Annuqayah ini juga menyebut, bahwa shalawat sebaiknya tidak digunakan untuk kepentingan finansial uang semata, tapi digunakan untuk meraih kecintaan kepada baginda nabi Muhammad SAW.
“Saat kepepet, saya dulu pernah mengamalkan shalawat lil fulus, tapi saat menghadap guru saya Kiyai Fauzi, saya berhenti mengamalkan amalan shalawat itu karena ada amalan untuk disimpan saja,” ucapnya.
Pengurus MUI yang sekaligus Rais Ranting NU Pakamban Laok itu meminta agar kalau membaca shalawat dirumah, sebaiknya dibaca berpindah ruangan, karena saat kita membaca shalawat nabi hadir dirumah kita. (Zbr)