KIMPRAGAAN.COM, PRAGAAN – Ditemani Host mas Adi Rahman, pembicara hari pertama dialog Ramadhan radio Pragaan Station Drs. KH. A. Waris Anwar Ketua MUI Pragaan sekaligus Rais MWC NU Pragaan mengulas arti penting Barokah dalam kehidupan.
Dikatakannya, kepercayaan terhadap barokah menjadi tradisi hidup warga nahdliyyin. Tradisi itu bukanlah semata budaya, melainkan setiap butiran tradisi memiliki dasar dalil hadis rosulillah maupun atsar sahabat dan alim ulama pengikut nabi.
Sebuah hadis menceritakan, nabi Ayyub mandi telanjang, asyik mandi tiba tiba ada belalang yang jatuh menimpanya. Belalang itu bukan sembarang belalang tapi terbuat dari emas. Nabi Ayyub mencoba menangkap belalang itu. Lalu ada teguran dari Allah.
“Kenapa kamu kok masih mau mengambil belalang emas ini, padahal kamu sudah banyak mendapat anugerah. Nabi Ayyub menjawab, Ya Allah, yang saya pandang bukan emasnya, saya ingin mendapat barokah dari belalang ini,” jelas Kiyai Warits Anwar, Sabtu (01/03/2025) di studio Pragaan Station.
Barokah, menurutnya selalu berdampak positif pada setiap pekerjaan kita.
Beliau lalu bercerita, ketika Rasulullah sedang cukur, Khalid Bin Walid Panglima Perang umat Islam mengambil potongan rambut rasulillah, diselipkan di songkoknya. Dan setiap kali perang Khalid Bin Walid selalu memang.
“Saat ditanya kenapa setiap perang engkau selalu emang, dia menjawab, karena di songkok saya ada rambut rasulullah SAW. Saya mendapat barokah darinya,” ucapnya dengan tegas.
Barokah itu, tambahnya, tak kelihatan dan besar pengaruhnya dalam kehidupan.
Kata Sayyid Alwi al-Maliki mengatakan bahwa untuk mencapai barokah harus diempuh dengan tawajjuh, senantiasa mengharap ridha Allah SWT, banyak istighfar, banyak munajat karena barokah sejatinya datang dari Allah SWT.
Beliau melanjutkan, Kiyai Asad Syamsul Arifin muda termasuk yang tidak fashih membaca Alquran, lalu lisan beliau disembur ludah oleh Syaichona Khalil Bangkalan.
“Keesokan harinya langsung fashih membaca alquran, dan itu barokah. Siapa yang tidak kenal pada KH. As’ad Syamsul Arifin, menjadi orang besar sebab barokah gurunya,” terang kiyai Warits.
Ada banyak tamu Kiyai Hamid Pasuruan, masing-masing tamu diberi secangkir kopi, diantara tamu tiba-tiba ada yang meludahi secangkir kopi dihadapannya. Pulang si tamu, lalu Kiyai Hamid bertanya, adakah diantara tamu yang mau meminum kopi bekas ludahan si tamu, tak ada yang mau.
“Kiyai Hamid lalu meminumnya dan berkata, tahukah kalian, tamu tadi adalah Nabi Khidir,” ucapnya.
Kiyai Hamid meminum kopi yang diludahi nabi Khidir semata ingin mendapatkan barokah dari nabi Khidir.
Suatu kali, nabi Muhammad SAW. bertamu ke rumah sahabat, ada tempat air yang digantung, Rasulullah masuk lalu meminum air itu. Oleh sahabat tempat minum nabi itu digunting dijadikan tempat minum harian si sahabat ini untuk meraih barokah nabi.
Ada sahabat yang biasa menjadi khadim Rasulullah, setiap ada tamu datang ke kediaman Rasulullah disambutnya biasa, tapi setelah tamu pulang disalaminya dengan khusuk, alasannya karena tangan tamu tadi tentu bersentuhan dengan tangan lembut rosulillah SAW. (Zbr)