Siswa-siswi berjejer mempersiapkan koin untuk dimasukkan ke kotak Koin Muktamar |
Karduluk – Santri Annajah Karduluk asuhan K. Ahmad Madzkur Abdul Wasik serbu kotak infaq Muktamar NU di halaman MI Annajah hari Senin, 17 Februari 2020.
Dikomando oleh Ustadz-ustadzah para santri turun dari kelas dengan wajah gembira penuh tawa, berbaris rapi sambil mempersiapkn uang kecil sisa uang jajan mereka.
Sebelum menyerbu kotak infaq, mereka mendengarkan dengan cermat pengarahan Pengurus MWC NU Pragaan yang disampaikan oleh Wakil Ketua Ust. Zubairi Karim, S.Ag.
” Lewat Muktamar, warga NU akan memilih pemimpin mereka di tingkat nasional, para ulama kiyai se nusantara serta Cabang di dunia akan berkumpul di Lampung Oktober mendatang. Karena itu, maka kita harus dukung pertemuan mereka untuk menghasilkan keputusan penting yang bermanfaat bagi Indonesia dan dunia”, sambungnya ditengah barisan santri Annajah.
Menurut beliau juga, para masyayikh Annajah adalah keluarga besar NU yang memiliki perhatian besar pada kegiatan NU, ada almarhum Nyai Ummal Khair, K. Hafidz Abdullah Sajjad, K. Bahar. Mereka semua adalah para pejuang NU masa lalu yang jejaknya masih tetap basah dalam catatan NU.
” Kita berkumpul disini hanya ingin membuat tersenyum para muassis, bahwa warisan perjuangannya tetap kita jaga, yaitu menjaga Islam wasathiyyah ditengah tantangan zaman yang makin gila”, ujarnya lagi memberi semangat.
Dihadapan ratusan santri baik MI, MTs mupun MA, Zubairi katakan bahwa Islam Nusantara yang diusung Muktamar PBNU 2015 lalu bukanlah islam baru, melainkan tipologi warna keislaman bercorak Nusantara yang terus akan membawa rahmah bagi alam semesta.
” Islam Nusantara yang dibawa NU adalah sejatinya Islam, karena melebur dengan budaya, dibawa dengan penuh senyum, hangat dan dapat memesrai siapa saja tanpa sekat-sekat suku, agama, ras dan bahasa”, ujar beliau disambut tepuk tangan barisan pelajar. (Zbr).
Editor : Badrul/KIM