KIMPRAGAAN.COM, PRAGAAN – Ketua Ad hoc Pragaan Fair 2025 Badrul Akhmadi menyayangkn tudingan sembunyikan anggaran Pelaksanaan Pragaan Fair 2025 dari Pemkab Sumenep. Usai penutupan Pragaan Fair tadi malam, di balai desa Pakamaban Laok beliau membantah dengan tegas tudingan menyembunyikan anggaran tersebut.
“Tak ada uang Pragaan Fair yang disembunyikan, semua anggaran terang benderang dan dilaporkan tertulis kepada stakeholder usai kegiatan HUT setiap tahun. Pragaan Fair dilaksanakan mandiri. Ingat, sampai malam ini Pragaan Fair belum terima anggaran dari Pemkab,” jelasnya tadi malam, Ahad (09/08/2025).
Ketua Panitia Pragaan Fair yang sekaligus Ketua Komisi Informasi Kabupaten Sumenep ini menjelaskan bahwa Pragaan Fair sejak awal berdirinya tumbuh dari kekuatan warga, datang dari hiruk pikuk keswadayaan, kemandirian, kegotong-royongan, ketulusan, keikhlasan hati-hati yang hanya ingin menggerakkan ekonomi lokal dan ingin menjaga agar seni tradisi tetap lestari.
“Sejak awal kami hanya mewadahi keinginan kuat rakyat agar ada seni pertunjukan tahunan, dan agar UMKM serta PKL yang ada tumbuh dan berkembang dengan cara rakyat. Inilah semangat yang dibangun Pragaan Fair sejak tiga tahun lalu, belum bergeser,” ujarnya masih dengan nada tinggi.
Orang nomor satu di Pragaan Fair ini menyayangkan isu negatif yang beredar, sampai saat ini pihaknya merasa memang belum menerima anggaran sepeserpun dari Pemkab. Bahkan beliau mengalkulasi Pragaan Fair lebih besar pasak dari pada tiang. Pada saat yang sama pihaknya dan panitia telah berdarah-darah melaksanakan event yang terbilang prestisius ini ditengah kondisi anggaran yang kembang kempis.
“Biaya Pragaan Fair dari sumbangan HUT RI, didukung Pemdes, dan pihak ketiga wahana. Kalau nantinya ada sumbangan Pemkab, bisa digunakan untuk menambal kekurangan biaya atas pelaksanaan kegiatan, tapi sampai sekarang kan memang belum ada,” ungkapnya tegas.
Lebih lanjut beliau membantah telah menerima uang ratusan juta dari kontribusi stand, itu fitnah dan frame jahat yang harus diluruskan.
“Kontribusi stand itu bukan masuk ke panitia, itu masuk ke pihak ketiga yakni wahana. Panitia mendapat bagian dari wahana sebagai kompensasi bentuk kerjasama untuk menutupi lubang akomodasi seperti biaya sound system, panggung, lampu, dekor, tenda, acara pembukaan, penutupan, dan publikasi selama 15 malam, itu bukan angka yang sedikit. Panitia tidak ada kompensasi apapun siang dan malam kerja keras,” jelasnya dengan rinci.
Beliau meminta kepada pihak-pihak tidak mengembangkan rumor yang tak berdasar fakta, yang berusaha menghasut kelompok kesenian dan masyarakat untuk tidak percaya pada panitia.
“Kalau untuk setiap penampil harus dibayar, uang transport dari mana yang akan diberikan. Tampilan itu lahir dari gerakan kesenian rakyat. Sebelum tampil kita sudah bicara dengan para ketua group hanya menyediakan akomodasinya, panggung, sound, lampu, dekor, properti, MC dan akomodasi lain. Jangan membuat fitnah yang tak faktual,” tegasnya semakin dalam.
Pragaan Fair, katanya sejak awal lahir dari originalitas kekuatan civil society, dari keswadayaan, dan biaya rakyat tanpa ada dukungan dari pemerintah. Bahwa dalam perjalanannya ada tempelan kalender event kabupaten Tongtong Serek, itu tempelan sebagai bentuk dukungan pemkab atas eksistensi kesenian rakyat yang memang seharusnya dibina oleh pemerintah, tapi bukan berarti harus melunturkan keswadayaan dan ketulusan rakyat dalam mengekspresikan pertunjukan seninya. Dirinya tak ingin merusak niat tulus Pragaan Fair yang didedikasikan untuk penumbuhan ekonomi dan pelestarian tradisi.
“Dikira kita mencari penghasilan dari Pragaan Fair!, nauzubillah. Kita dan panitia memang tergolong orang tak punya tapi tak ada niatan menggadaikan idealisme Pragaan Fair dengan menyembunyikan anggaran,” tegasnya semakin tak terkendali.
Beliau menjelaskan bahwa para pelaku Pragaan Fair itu adalah para santri dan dan pejuang kemanusiaan yang biasa hidup susah. Yang dilakukan panitia bukan target fresh money, nilai-nilai perjuangan masih menjadi pondasi kuat bagi Panitia dalam menjalani kerja kepanitiaan dan memperjuangkan hidup rakyat.
“Tak ada yang curang, tak ada yang nilep dan atau mau menyiasati anggaran, semua dilaporkan terbuka, tertulis. Ini semua semata untuk perjuangan memeringati HUT RI, demi kemerdekaan dan ketulusan ruh para pejuang.” Ungkapnya tulus. (Ziyad)