KH. Abd. Adzim Khalili bersama Ketua Tanfidziyah dan Rois Syuriyah MWC NU Pragaan |
Pragaan – KH. Abd. Adzim Khalili salah satu Wakil Rois PWNU Jawa Timur dan salah saorang Pengasuh PP. Sidogiri bercerita saat beliau mau boyongan dari Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Jawa Tengah, Pengasuh KH. Maimon Zuber memegang tangan beliau erat-erat, lama sekali sambil berpesan “Gus…!, tak usah jadi pengurus partai politik, tapi kalau diperlukan oleh NU wajib mau”, dawuhnya saat mengisi kegiatan Peringatan Isra’ Mi’raj dan Harlah NU Ke-97 MWC Nahdlatul Ulama Pragaan, Rabu (11/03/2020).
Beliau ceritakan itu sambil mendoakan jamaah yang hadir semoga dikumpulkan semua di surganya Allah bersama dengan KH. Hasyim Asyari, Syaikhana Khalil Bangkalan dan para pendiri NU.
Di depan ribuan jamaah yang hadir, beliau melanjutkan cerita, kesempatan saat beliau sudah dilantik menjadi Pengurus PWNU Jawa Timur beliau gelisah, beliau nyabis lagi ke gurunya KH. Maimun Zuber perihal penerimaan beliau pada jabatan struktural itu. Begitu sampai menjabat tangan gurunya, KH. Maimun Zuber langsung dawuh seolah tahu kecamuk gelisah dalam jiwanya, “NU itu wajib dijaga, NU itu peninggalan para waliyullah”, ujarnya terkejut dengan kewalian gurunya bisa menebak apa yang bergelayut di dadanya. Semoga kita semua diakhirat berkumpul dengan beliau, doanya lagi.
Menurutnya para pendiri NU itu tidak tergesa-gesa mendirikan organisasi besar ini. Butuh waktu yang lama dan perenungan panjang.
“Bayangkan…! Perenungan panjang 6 tahun lamanya NU baru berdiri, dari tahun 1920 sampai tahun 1926. Mengisyaratkan bahwa tidak ada nafsu keduniaan sama sekali dalam pendiriannya selain ingin mendapatkan ridha Allah SWT”, tuturnya lagi.
Saat mau menerima tawaran sebagai pengurus PWNU Jawa Timur beliau juga mengutus santri untuk tirakat di maqbarah Syaikhana Khalil Bangkalan Madura. Syaikhana Khalil datang dan berpesan pada si santri “Salam kepada K. Abd. Adzim, terus maju jangan mundur…!”, ceritanya mantap. Sebab itu beliau terima jabatan sebagai Pengurus, dan makin meyakinkan hatinya bahwa NU sampai sekarang tetap diawasi, dijaga, didampingi dan dikendalikan oleh para waliyullah. (Zbr/Badrul/KIM-KMAP).