87.9 Mhz - Pragaan Station

Satu Hati, Satu Frekuensi

Puasa: Kebahagiaan Spiritual (2)

- Publisher

Jumat, 5 April 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KIMPRAGAAN.COM, PRAGAAN – Ada dua kebahagiaan yang dirasakan oleh orang yang berpuasa, yaitu saat berbuka dan tatkala kelak bertemu dengan Allah. Tentang pertemuan dengan Allah ini, Nabi bersabda, kelak orang mukmin akan menatap wajah Allah di surga sebagaimana kita di dunia menatap bulan yang sedang purnama tanpa terhalang mega sedikitpun.

Apakah bertemu dengan Allah hanya baru terwujud kelak ketika kita sudah berada di surga? Tak bisakah kita bertemu dengan Allah di dunia?

Suatu ketika, Sayyidina Ali ibn Abi Thalib ditanya oleh Dzi’lib al-Yamani, “Dapatkah engkau melihat Allah, wahai Amirulmukminin?”

Baca Juga:   Ied Mubarok

Sontak Sayyidina Ali menjawab, “Apakah aku akan menyembah sesuatu yang tidak aku Lihat?”

“Bagaimana engkau melihat-Nya!”

“Dia tidak dapat dilihat dengan mata kepala. Dia hanya dapat dilihat dengan mata hati yang penuh hakikat keimanan.”

Pernyataan Sayyidina Ali di atas memberi ruang alternatif bagi orang berpuasa untuk bertemu dengan Allah di dunia. Orang berpuasa yang hatinya diliputi cahaya keimanan. Di dalam al-Qur’an perintah puasa memang diserukan Allah kepada orang yang beriman. “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana sudah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian.”

Dengan demikian, berpuasa merupakan wujud dan implementasi keimanan yang berpusat di hati. Secara fisik orang yang berpuasa menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual. Pada saat yang sama, secara ruhani ia sebenarnya sedang membersihkan hati dari segala hal yang menodai keimanan. Sedang mengasah hati dari segala yang mengotori keimanan. Sedang menajamkan hati dari segala yang mengaratkan keimanan. Sedang menyalakan hati dengan limpahan cahaya keimanan.

Baca Juga:   Amalan dan Doa Rebo Wekasan

Ketika puasa dapat menjalankan fungsi keimanan seperti itu, saat itulah mata hati benar-benar berada dalam kondisi siap untuk bertemu dengan Allah. Dan, tatkala pertemuan spiritual itu benar-benar terjadi, pada saat itulah orang yang menjalankan puasa benar-benar berada dalam momen kebahagiaan spirtual yang tak terhingga dan tak kan mampu dilukiskan dengan kata-kata.

Begitulah, dua kebahagiaan bagi orang berpuasa sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas dapat dirasakan secara bersamaan bahkan ketika kita masih berada di dunia. Kebahagiaan saat berbuka bersifat fisik yang dirasakan oleh elemin jasmani, sedangkan kebahagiaan saat bertemu dengan Allah bersifat spiritual yang dirasakan oleh elemen ruhani yang dipenuhi hakikat keimanan.

Baca Juga:   Dialog Keagamaan Hari Pertama Ramadhan, Ketua MUI Pragaan Bahas The Power Of Shalawat

Wallahu a’lam

Jaddung, 07 Ramadhan 1445/18 Maret 2024.

Penulis : Asy’ari Khatib

Pengajar di PP Annuqayah Guluk-Guluk

15 views

Berita Terkait

Amalan dan Doa Rebo Wekasan
Ied Mubarok
Puasa: Lenyap dari Makhluk
Sudahkan Anda Bayar Zakat! Berikut Doannya
Puasa, Sabar, dan Iman
Mayat Bertanya Kepada Malaikat; Kenapa Kuburku Gelap?
Puasa : Kebahagiaan Spiritual (1)
Puasa : Tidak Menyakiti Yang Lain

Berita Terkait

Rabu, 28 Agustus 2024 - 06:51 WIB

Amalan dan Doa Rebo Wekasan

Selasa, 9 April 2024 - 22:06 WIB

Ied Mubarok

Selasa, 9 April 2024 - 08:30 WIB

Puasa: Lenyap dari Makhluk

Sabtu, 6 April 2024 - 12:04 WIB

Sudahkan Anda Bayar Zakat! Berikut Doannya

Jumat, 5 April 2024 - 11:24 WIB

Puasa: Kebahagiaan Spiritual (2)

Rabu, 3 April 2024 - 08:32 WIB

Puasa, Sabar, dan Iman

Kamis, 28 Maret 2024 - 16:35 WIB

Mayat Bertanya Kepada Malaikat; Kenapa Kuburku Gelap?

Jumat, 22 Maret 2024 - 08:55 WIB

Puasa : Kebahagiaan Spiritual (1)

Berita Terbaru

You cannot copy content of this page