Seminar Ke Nu an di Pondok Pesantren Darul Ihsan Pakamban Daya |
Pakamban Daya – Menyongsong kebangkitan kedua Satu Abad Nahdlatul Ulama lembaga pendidikan Darul Ihsan Pakamban Daya Kecamatan Pragaan gelar seminar kaderisasi santri Sabtu (15/02/2020) di aula utama gedung Darul Ihsan.
Acara dihadiri oleh santri dari tingkat Mts sampai MA Darul Ihsan, menghadirkan pembicara Ust. Zubairi Karim, S.Ag. salah satu Wakil Ketua Pengurus MWC NU Pragaan yang membidangi kaderisasi dan penguatan gerakan pemberdayaan lembaga struktural NU.
Pemateri jebolan PP. Annuqayah ini mengaku senang dan bangga pada Darul Ihsan yang selalu berada di garda terdepan dalam gerakan kaderisasi kesantrian untuk pemberdayaan NU. Kaderisasi menurutnya menjadi amanah Muktamar ke 33 di Jombang 2015.
“Amanah Muktamar Jombang memuat lima jenis model pendidikan kader. Ada kaderisasi struktural, kaderisasi keulamaan, kaderisasi penggerak NU, kaderisasi fungsional, dan kaderisasi profesional. Lembaga pendidikan merupakan gerbong mendasar bagi para santri di bawah komisariat IPNU – IPPNU yang harus dibekali dasar-dasar ke NU an sejak dini, agar tumbuh menjadi generasi militan pejuang NU masa depan”, sambungnya usai acara seminar.
Materi mendasar yang disampaikan beliau kepada para santri adalah pilar teologi, syariah dan tasawuf yang dijalankan NU menurut manhaj ulama. Beliau juga menyampaikan tiga model pokok ukhuwah yang menjadi ciri khas Nahdlatul Ulama yaitu Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah dan Ukhuwah Basyariyah dalam kehidupan sosial kebangsaan.
“Tiga model Ukhuwah itu makin terdistorsi menjadi Ukhuwah Islamiyah saja oleh sekelompok minoritas yang memahami agama secara dangkal, sehingga ruang universalitas agama Islam sebagai rahmah bagi segenap alam makin terasa sempit dan kaku”, ujarnya disambut antusias peserta yang hadir.
Ditanya soal upaya membangun kebanggaan bagi generasi muda NU pada identitas Nahdlatul Ulama, beliau tekankan agar santri tidak mudah terpesona dengan propaganda simbolistik agama yang tampak megah di permukaan tapi isinya kosong oleh nilai.
“Ciri kebanggaan bagi NU bukan pesona tampilan luar yang formalistik, tapi substansi nilai dalam yang disemangati moderasi, toleransi, keseimbangan dan keadilan. Kalau prinsip-prinsip itu sudah menyatu dalam kepribadian Kader, maka ia akan selalu mampu memesrai siapa saja dalam kehidupan kebangsaan”, katanya puitis.
Seminar yang berlangsung sekitar 2 jam itu berjalan penuh semangat meski diluar aula, hujan deras mengguyur bumi Darul Ihsan. (Zbr).